Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gubernur Ganjar: Gampang Marah, Tak Sabar, Tak Bisa Guyon Petanda Tak Pernah Mondok

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan sekarang masyarakat mengidap penyakit gampang marah, tidak sabar, tidak bisa guyon.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Gubernur Ganjar: Gampang Marah, Tak Sabar, Tak Bisa Guyon Petanda Tak Pernah Mondok
TRIBUNJATENG/M NUR HUDA/dok
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (tengah) gelar jumpa pers yang digelar di Wisma Perdamaian, Jalan Pemuda, Kota Semarang, Senin (16/1/2017) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para ulama se-eks Karesidenan Kedu bersama-sama menangkal gerakan radikal dan narkoba.

Ia juga mengajak mereka mengajarkan kepada para santrinya tentang menghargai perbedaan dalam bingkai Kebhinnekaan Indonesia.

"Sedikit-sedikit marah, kurang merasa menghormati perbedaan, saya prihatin. Perbedaan padahal sunatullah, orang kembar sekalipun pasti tidak sama," ungkap Ganjar dalam Sarasehan Kiai, Ulama, Habaib Pondok Pesantren se-eks Karesidenan Kedu di Ponpes Al Iman, Bulus, Gebang, Purworejo, Selasa (21/2/2017).

Ganjar mengajak tokoh agama memperkuat pendidikan literasi anak didiknya di sekolah dan pondok pesantren masing-masing. Pendidikan literasi penting agar anak didik mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya.

"Pendidikan budi pekerti yang luar biasa seperti di pesantren mesti bisa dilakukan tiap hari. Deradikalisasi nggak bisa kalau cuma ceramah saja," ungkap Ganjar.

Mantan anggota DPR RI ini menilai pembentukan karakter di pondok pesantren patut dicontoh. Ia menyoroti kurangnya rasa hormat masyarakat terhadap kebhinnekaan dalam ketunggal-ekaan.

Berita Rekomendasi

"Hal tersebut menyebabkan banyak masyarakat sekarang menjadi sensitif, tersinggung sedikit langsung marah. Cirinya gampang Marah, tidak sabar, tidak bisa guyon pertanda nggak pernah mondok (belajar di pondok pesantren)," ia menambahkan.

Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Jawa Tengah, Susanto, mengungkapkan saat ini terdapat 6 juta orang pengguna narkotika di Indonesia, dan 500 ribu orang di antaranya ada di Jateng.

"Itu memasuki semua usia mulai anak-anak sampai dewasa, dari pengedar sampai pengguna," kata Sutanto yang hadir dalam acara itu.

Parahnya, berbagai sindikat narkotika masuk Indonesia telah menyasar usia dini. Berbagai cara dilakukan untuk menciptakan pecandu sebagai target pengembangan pasar.

"Sebab kalau sudah jadi pecandu akan jadi pasar riil, karena mereka harus mendapatkan dengan berbagai cara. Kita harus segera mencegah," pesan dia.

Dalam kesempatan itu Gubernur Ganjar menyerahkan bantuan Badan Amil Zakat Nasional Jawa Tengah kepada sejumlah perwakilan pengurus pondok pesantren di eks Karesidenan Kedu yakni Purworejo, Kota dan Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas