Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pabrik Gula di Jateng Sudah Tua, Gubernur Ganjar: Segera Revitalisasi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendesak perlunya revitalisasi pabrik gula di Jateng karena kondisinya sudah tua dan mesinnya jelek.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Pabrik Gula di Jateng Sudah Tua, Gubernur Ganjar: Segera Revitalisasi
Tribun Jateng/Daniel Ari Purnomo
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Bupati Semarang, Mundjirin meninjau proyek jalan tol Bawen-Salatiga di wilayah Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jumat (17/2/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Revitalisasi pabrik gula di seluruh Jawa Tengah penting dilakukan, karena kondisinya termasuk mesin penggiling tebu usianya sudah tua.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menilai selain kualitas tanaman, kondisi pabrik maupun mesin sangat mempengaruhi posisi rendemen atau kadar kandungan gula dalam batang tebu.

"Revitalisasi diperlukan agar produktifitas tebu berkualitas. Nanti akan ada desain ulang pabrik tebu yang ada di Jateng. Selain kondisi bangunan pabrik yang jadul, mesinnya juga jelek karena sudah tua,” kata Ganjar, Kamis (23/2/2017).

Saat ini jajaran PT Perkebunan Nasional sedang bekerja keras memetakan ulang suplai dan meningkatkan kualitas tebu. Di sisi lain data petani tebu sebagai penyuplai bahan baku tidak akurat.

"Selama ini data yang menjadi rujukan memakai perkiraan 'ilmu dukun' atau hanya perkiraan, termasuk menyangkut luasan lahan dan jumlah petani. Mestinya data lengkap, terutama terkait luas lahan yang ditanami tebu dan kelompok tani lengkap dengan nama dan alamat anggotanya," ungkap dia.

Ganjar menilai, kalau data tidak akurat akan merepotkan. "Data petani sangat penting karena tebu merupakan komoditas potensial dan dasyat untuk Jateng," ia menambahkan.

Tantangan lain meningkatkan produktivitas tebu yang berkualitas adalah mencari bibit tebu yang bagus. kemudian perlu juga ada pengendalian impor gula mentah.

Berita Rekomendasi

"Raw sugar-nya harus dibatasi, karena kalau tidak dibatasi yang terjadi mereka lebih memilih raw sugar. Sebab tidak perlu menanam tebu, tidak perlu membahas rendemen,” ucap Ganjar.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Jawa Tengah, Yuni Astuti, berharap revitalisasi membawa manfaat lebih bagi petani tebu.

Terlebih tebu merupakan salah satu dari sembilan komoditas strategis unggulan Jateng, selain kopi, tembakau, teh, kakao, kelapa, karet, cengkeh, dan nilam.

Produktivitas tebu pada 2016 sejumlah 3,7 juta ton atau setara 222 ribu ton dengan rendemen sekitar enam persen. Sementara untuk kebutuhan konsumsi 2016 sekitar 270 ribu ton. Sehingga tahun 2016, Jateng masih kekurangan puluhan ribu ton gula putih untuk konsumsi.

“Kami mengusulkan terkait pengendalian impor raw sugar supaya menjadi perhatian pemerintah pusat, sehingga gula yang berasal dari tebu petani terjaga," pinta Yuni.

Sebelumnya, Komisi B DPRD Jateng melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kendal dan melakukan audiensi dengan petani tebu di Kendal, Rabu (22/2/2017).

Dalam kesempatan itu, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kendal, Tardi, mengungkapkan saat ini jumlah petani tebu turun setelah pabrik tutup.

Jumlah petani tebu di Kendal yang sebelumnya ada 500-an orang dengan lahan yang garapan seluas 600 hektar, kini hanya tinggal 200-an. TRIBUN JATENG

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas