Tanggul Jebol, Banjir Rendam Puluhan Rumah Warga di Mamuju Utara
puluhan rumah warga, terutama di dusun Sinar Wajo, desa Karya Bersama, kecamatan Pasangkayu terisolasi banjir
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU UTARA - Hujan deras yang mengguyur wilayah Mamuju Utara, Sulawesi Barat sejak empat hari terakhir menyebabkan tanggul penahan banjir di sungai Pasangkayu jebol, Jumat (25/2/2017).
Akibatnya, puluhan rumah warga, terutama di dusun Sinar Wajo, desa Karya Bersama, kecamatan Pasangkayu terisolasi banjir hingga mencapai lebih dari 1,5 meter.
Warga pun tak bisa bepergian ke luar dusun meski hanya untuk membeli bahan kebutuhan hidup sehari-hari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamuju Utara dan Dinas Sosial Kabupaten Mamuju Utara, Sabtu siang terjun langsung ke lokasi banjiir untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terendam air.
Dengan menggunakan perahu karet, tim SAR mendatangi rumah-rumah warga yang terisolasi dan mengajak pemilik rumah mengungsi.
Dikhawatirkan ketinggian banjir masih akan bertambah, menyusul curah hujan yang tinggi masih terus berlangsung di lokasi. Petugas khawatir hujan deras yang masih berlangsung hingga sore tadi membahayakan keselamatan warga.
Namun, ajakan petugas tak semuanya ditanggapi warga. Sejumlah pemilik rumah yang sudah dua hari terisolasi banjir menolak dievakuasi petugas. Alasannya, mereka khawatir kehilangan harta benda mereka jika rumahnya dikosongkan.
"Saya tetap bertahan di rumah saja. Khawatir nanti barang-barang hilang, terus ada juga ternak terancam mati kalau ditinggalkan," ujar Andriani, salah satu warga.
Sejumlah warga lain beralasan enggan mengungsi karena tak punya tempat lain. Umumnya warga memilih bertahan dan berharap ketinggian banjir akan segera surut, sehingga mereka bisa memulai aktivitas mereka sehari-hari seperti biasa.
Meski harus melawan arus luapan sungai yang cukup deras tim SAR terus menyusuri kompleks perumahan warga, demi memastikan mereka mendapatkan suplai makanan yang dibutuhkan.
Meski terendam banjir, namun warga tetap menyekolahkan anaknya seperti biasa. Ini tetap dilakukan agar mereka siap menghadapi Ujian Nasional.
Demi keselamatan anak mereka, warga terpaksa mengawal hingga ke sekolah. Sulaeman mislanya, sudah dua hari terakhir harus mengawal anaknya menerobos banjir saat akan berangkat dan pulang sekolah.
"Saya terpaksa antar anak karena khawatir terseret banjir. Mereka tak bisa libur karena waktu persiapan ujian makin dekat," ujar Sulaiman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.