Pegawai Kelurahan Sembunyi di Bawah Meja Setelah Teroris Masuk
Seorang teroris yang membawa senjata api laras pendek dan sangkur, masuk ke kantor tersebut dan terlibat baku tembak dengan polisi.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung, mendadak mencekam, Senin (27/2) pagi.
Seorang teroris bernama Yayat Cahdiyat (41) yang membawa senjata api laras pendek dan sangkur, masuk ke kantor tersebut dan terlibat baku tembak dengan polisi.
Sebelumnya Yayat dan seorang pelaku yang melarikan diri, meletakkan sebuah bom panci di Lapangan Pandawa, sekira pukul 09.00 WIB. Bom panci berisi paku tersebut kemudian meledak, namun tidak membawa korban.
Setelah beraksi, Yayat lari ke dalam Kantor Kelurahan Arjuna, Jl Pandawa, yang berada sekira 100 meter dari lokasi ledakan. Namun naas, satu jam kemudian Yayat tewas diterjang timah panas yang dilepaskan petugas Gegana Brimob .
Ganjar Budi, Sekretaris Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, kaget bukan kepalang saat ada pria menerobos masuk ke kantornya.
Pria itu dikejar siswa SMA dan petugas Lingkungan Masyarakat (Linmas). "Dia tiba-tiba saja masuk sambil mengacungkan sangkur," kata Ganjar.
Hj Maisaroh (52), Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kelurahan Arjuna, mengau ketakutan ketika pelaku masuk ke kantornya.
"Sekitar pukul 09.00, saat kami sedang melakukan pelayanan masyarakat di kelurahan, tiba-tiba di luar terdengar ribut-ribut. Seorang laki-laki masuk ke kantor kelurahan," kata Maisaroh.
Orang tersebut mengacungkan belati sambil berteriak-teriak, "Mana yang pimpinan kantor." Maisaroh, delapan pegawai dan masyarakat, langsung sembunyi di bawah meja. "Orang itu berteriak-teriak terus. Dia bawa ransel," katanya.
Sekira 20 menit mereka tak berani keluar dari kolong meja. "Sekira 20 menit, kami beranikan diri keluar gedung dan meloncati meja konter berkaca setinggi 1,5 meter. Alhamdullilah, pertolongan Tuhan, semua bisa loncat padahal semua perempuan sebaya saya," kata Maisaroh.
Seorang pegawai kemudian mengunci pintu utama agar pelaku tidak keluar gedung. "Pelaku naik ke lantai dua gedung kelurahan. Dia mulai bakar-bakar, mecahin kaca jendela lantai dua dan lempar-lempar kursi, sound system, komputer," katanya.
Polisi yang datang tak lama kemudian, mencoba mengajak bicara pelaku. Namun polisi hanya bisa sampai beberapa anak tangga pertama. "Selanjutnya terdengar tembakan-tembakan sampai pelaku tergeletak di lantai dasar," kata Maisaroh.
Fotokopi KTP
Pelaku meletakkan bom panci di atas meja di ujung lapangan, tepatnya di seberang sekolah dasar (SD) Kresna Pandawa. Sebelum masuk ke kantor kelurahan, tersangka membentak-bentak para pengguna jalan dan warga yang ada di pinggir jalan.
Yayat Cahdiyat tewas dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Polri Sartika Asih. "Tadi kondisinya kritis, namun saat dibawa pelaku meninggal dunia dalam perjalanan," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus.
Yusri tidak menyebut secara rinci bagian tubuh pelaku yang tertembak. "Tertembak satu peluru di depan," katanya.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan pelaku sempat melakukan perlawanan dan melepaskan tembakan.
"Saat petugas akan masuk, terdengar suara tembakan. Namun akhirnya petugas dapat melumpuhkan pelaku," katanya.
Ketika berada di Kantor Kelurahan, pelaku sempat berteriak mengajukan tuntutan pembebasan teman-temannya yang kini berada dalam tahanan Detasemen Khusus 88 Antoteror.
"Tuntunannya, ingin agar tahanan yang ada di Densus dibebaskan," kata dia.
Nama pelaku diketahui dari fotokopi KTP yang tercecer di TKP. Berdasarkan dokumen tersebut Yayat Cahdiyat, pria kelahiran Purwakarta 24 Juni 1975. Ia beralamt di RT 3/1 Kampung Cukanggenteng, Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung.
Tak hanya KTP, selembar STNK sepeda motor tercecer di lokasi ledakan bom panci. Nomor polisi pada STNK itu serupa dengan plat nomor sepeda motor Suzuki Smash yang ditinggal Yayat.
Nomor polisi sepeda motor itu T 4812 EV, nama pemilik Damawi, alamat di RT 11/4 Kampung Sukagalih, Teluk Jambe Karawang. Motor itu terpakir di pinggir trotoar Taman Pandawa yang jaraknya hanya sekitar lima meter dari lokasi ledakan bom panci. (tribunjabar/tim)