Meningitis Babi Serang Warga Tabanan, Pasien Mengaku Tuli dan Suka Marah-marah
Peningitis babi yang menyerang warga di Badung beberapa waktu lalu juga terjadi di Tabanan. Penderita sempat tuli dan marah-marah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Argawa
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN – Penyakit Meningitis Streptococcus Suis (MSS) atau meningitis babi yang menyerang warga di Badung beberapa waktu lalu juga terjadi di Tabanan.
Penderita meningitis babi menjangkiti I Gusti Putu Sujana (65), wrga Banjar Pengayehan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan.
Putu Sujana sakit panas setelah membuat dan menyantap olahan makan dari daging babi berupa lawar mentah dan kuah komoh pada 24 Februari 2017 di rumah tetangganya saat ada upacara ritual.
"Sekitar 7 Maret paman saya mengeluh badannya panas, tanggal 8 maret sempat diperiksa ke Puskesmas Tabanan I dan tanggal 9 maret dibawa ke Rumah Sakit Wisma Prasanthi Tabanan hingga dirujuk ke RSUP Sangglah,” kata I Gusti Made Putra Wirata, keponakan korban, Minggu (12/3/2017).
Wirata menjelaskan pamannya yang bekerja sebagai buruh bangunan memang senang menyantap lawar mentah dan kuah komoh.
Untuk olahan daging babi mentah yang dibuat oleh Sujana di rumah I Gusti Nyoman Suardana yang akan melaksanakan upacara ritual Nyakap sawah juga dibagikan kepada warga lain yang datang.
“Mungkin paman saya kondisi tubuhnya sedang tidak fit sehingga terkena sakit itu (mengitis babi, red),” ia menambahkan.
Saat masih di rumah, Sujana sempat tuli karena ketika diajak berkomunikasi tidak nyambung. Selain itu, kondisinya panik dan kerap kali marah-marah.
“Akhirnya keluarga membawa ke rumah sakit, setelah diperiksa dan sempat diberi obat antibiotik, langsung dirujuk ke RSUP Sanglah,” terang Putra Wirata.
Tidak hanya Sujana, warga Banjar Pengayehan, Nengah Mungkrig, diduga terkena meningitis babi. Saat ini pasien sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Wisma Prasanthi.
Kelian Dinas Banjar Pengayehan, I Gusti Made Astawa (45), menjelaskan Nengah Mungkrig juga sempat memakan lawar mentah dan kuah komoh buatan Sujana.
“Sempat mencicipi, kan datang saat upacara ritual di rumah I Gusti Nyoman Suardana. Ciri-ciri sakitnya sama, panas mendadak dan ada kejang-kejang,” ujar Astawa.
Astawa menyebutkan saat ini kondisi Sujana yang berada di RSUP Sanglah sudah membaik, meski sebelumnya sempat panas, kejang dan bagian tengkuk kaku.
Sementara kondisi Nengah Mungkrig masih menunggu pemeriksaan dari dokter.
Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Tabanan, dr Ketut Nariana menyebutkan, ada dua pasien dirawat di RSUD Tabanan yang menderita meningitis babi.
"Diduga sempat datang ke Banjar Pengayehan sehingga dilakukan sosialisasi dan pemantauan hewan ternak di sana,” ujar Nariana.
Dua pasien yang terjangkit dan sedang dirawat di RSUD Tabanan adalah I Made Sutanaya (50) beralamat di Banjar Gubug Belodan, Desa Gubug, Tabanan.
Masuk ke RSUD Tabanan tanggal 8 maret 2017. Keluhannya penurunan kesadaran, panas dan sekarang mengeluh tuli. Mengaku mereka sempat makan komoh babi.
I Made Arimbawa (48) beralamat di Dusun Gadung Sari, Desa Munduk Pakel, Kecamatan Selemadeg Timur. Mengeluh pundak kaku, masuk ke RSUD Tabanan 10 maret 2017.
“Kedua pasien sudah diperiksa dan menunggu hasil laboratorium. Made Arimbawa juga merupakan peternak babi,” ujar dr Nariana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.