TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Yuniati (24) asal Malang yang tinggal di Jalan Kutat Lestari Sanur Kauh Denpasar Selatan Bali dinyatakan pihak medis meninggal tidak wajar.

Dugaan pembunuhan menjadi kesimpulan sementara pihak unit Reskrim Polsek Denpasar Selatan.

Polisi masih mendalami kasus yang membuat masyarakat geger tersebut.

Informasi yang dihimpun di lapangan, bahwa Yuniati memiliki Pria Idaman Lain (PIL).

Pria itu berumur sekitaran 19 hingga 20 tahun.

Hanya saja, belum dapat dipastikan apakah PIL itu yang menjadi pemicu tewasnya istri siri itu.

"Yuniati memiliki cowok lain, sekitar umur 19-20an orang Banyuwangi," kata sumber kepada Tribun Bali.

Yuni sendiri dikenal sebagai sosok periang.

Hanya saja beberapa waktu belakangan sebelum ditemukan tak bernyawa sering mengalami depresi.

Yuniati sering nampak minum arak dan merokok sendirian di kamarnya.

"Mungkin ada masalah keluarga. Sehingga minum arak dan merokok," jelasnya.

Hingga kini, polisi masih mendalami kasus tersebut.

Dikonfirmasi sebelumnya, Kapolresta Denpasar Kombespol Hadi Purnomo belum mengurai jelas mengenai siapa pelaku pembunuhan Yuniati.

Polisi masih terus mendalami penyelidikan dan mengumpulkan barang bukti.

"Kalau merujuk ke orang sekat atau ada titik terang, itu terlalu jauh. Kami masih dalam tahap pemeriksaan saksi dan penyelidikan mendalam untuk mengumpulkan barang bukti. Hingga kini saksi ada 14 orang yang kami periksa," paparnya.

Cekcok Dengan Suami

Informasi yang dihimpun di lapangan, bahwa Yuniati dengan suami sirinya sempat beberapa kali mengalami cek-cok mulut.

Sampai-sampai Yuniati membawa pulang adiknya yang masih berumur sekitar 3 tahun ke Malang.

"Adiknya itu bukan anaknya. Adiknya dibawa pulang ke Malang. Mungkin karena sering ribut itu," kata sumber di lapangan.

Informasi lainnya, Yuniati membawa sebuah mobil Yaris yang sering diparkir di luar halaman kos-kosan.

Ia kos sendiri dan tinggal bersama adiknya sejak beberapa waktu.

"Yang pasti katanya sebelum meninggal itu memang memiliki cowok lain," ujar sumber.(I Made Ardhiangga Ismayana)