Perempuan Berkerudung Dicurigai Berniat Culik Anak di Kota Malang
Keluarga Hari Siswato (28) sempat dibuat kaget oleh kedatangan seorang perempuan paruh baya ke rumahnya
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Keluarga Hari Siswato (28) sempat dibuat kaget oleh kedatangan seorang perempuan paruh baya ke rumahnya yang berada di Kelurahan RT. 2 / RW. 3 Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing awal bulan ini.
Perempuan itu mengatakan ingin membawa anak ketiga pasangan Hari dan Sinta.
Perempuan yang tidak menyebutkan identitasnya itu mengaku mendapat perintah dari mertua Hari yang berada di Kabupaten Nganjuk.
Diceritakan Hari, perempuan itu datang ke rumahnya pada pukul 13.00. Ia datang sendirian.
Perempuan itu membawa payung dan jarit. Namun payungnya tidak dibuka. Ia mengenakan busana muslim lengkap dengan kerudungnya.
“Pakaiannya rapi. Sepatunya juga sepatu jinjit,” kata Sinta, istri Hari, Sabtu (25/3/2017) .
Pertama kali datang, perempuan itu menanyakan Bintang, putra ketiga Hari yang masih berusia tujuh bulan. Hari pun menanyakan tujuan perempuan itu mencari Bintang.
Dari keterangannya, perempuan itu disuruh untuk membawa Bintang ke Nganjuk oleh neneknya Bintang.
“Katanya supaya ada momongan di Nganjuk. Padahal, anak kedua saya di Nganjuk,” pungkas Hari.
Hari dan perempuan itu sempat beradu argumen. Hari dan istrinya berulang kali menanyakan nama penyuruh perempuan itu. Namun perempuan itu tidak bisa menjawab.
Perempuan itu malah ngotot ingin membawa Bintang. Hari kemudian menaruh curiga karena perempuan itu tidak kunjung menunjukkan identitasnya.
Selama percakapan berlangsung, perempuan itu berada di luar pagar.
Merasa tidak berhasil menipu Hari, perempuan itu langsung meninggalkan rumah Hari.
Ia berjalan bergegas menjauhi rumah Hari. Di ujung jalan, terlihat sebuah mobil sudah bersiap. Perempuan itu langsung pergi begitu saja dengan mobil itu.
“Saya tidak sempat mengejar demi keselamatan anak saya. Ya kalau di mobil itu tidak ada orang, kalau banyak orang bisa lain jadinya,” tambah Hari.
Berharap peristiwa serupa tidak terulang, pasca kejadian, Hari memperketat penjagaan di rumahnya.
Pintu rumah yang biasanya dibuka semua, kini hanya dibuka separuh.
Apalagi Hari dan istrinya kerap mendengar isu penculikan anak. Setiap kali ada orang datang, Hari dan istrinya juga berhati-hati.