Nahas, Pemulung Ini Terlindas Bolduser di Punggung dan Kakinya
Pria asal Malang ini dilarikan ke rumah sakit setelah terlindas buldoser pengeruk sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali, Imam Rosidin
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Fituna terisak dan memijat kaki suaminya, Jefri asal Desa Malasan, Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur di ruang IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Pria asal Malang ini dilarikan ke rumah sakit setelah terlindas buldoser pengeruk sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung.
Menurut Fituna, peristiwa nahas tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 Wita saat korban berniat mencari rongsokan di tumpukan sampah TPA tersebut.
Saat berjalan ada sebuah buldoser yang berjalan mundur.
Korban yang tak menyadarinya langsung terlindas di bagian punggung dan kakinya.
“Habis menimbang sampah tadi. Niatnya mau cari lagi. Saya, tidak menyangka kok ada musibah,” ungkap Fituna dengan nada sedih, Kamis (30/3/2017) malam.
Setelah terlindas, korban sempat berteriak dan mengagetkan sopir buldoser.
Sang sopir kemudian memajukan arah buldosernya.
Setelah mendapati korban tersungkur, rekan-rekannya kemudian melarikan korban ke IGD RSUP Sanglah.
“Diantar sama bos dan teman-temannya ke Sanglah. Beruntung di tumpukan sampah, kalau di jalan beraspal, tidak tahu lagi bagaimana keadaannya,” lanjut Fituna.
Sesampainya di RSUP Sanglah, korban langsung mendapatkan penanganan intensif tim dokter.
Sekitar pukul 18.00 Wita, korban telah menjalani foto rontgen untuk mengetahui lebih lanjut luka yang dideranya.
Ketika ditanya dokter, korban mengeluhkan sakit pada tulang pinggang, tulang ekor, dan paha sebelah kanannya.
Menurut penuturan istri, Jefri mengalami patah tulang pada kaki bagian paha sebelah kanannya.
“Patah di paha kanannya. Beruntung tulang belakangnya tidak mengalami patah juga,” kata Fituna.
Fituna melanjutkan belum bisa memastikan apakah suami akan dilakukan operasi penyanbungan tulang di RSUP Sanglah.
Pasalnya, ia mengaku tidak memiliki biaya dan lebih memilih pengobatan tradisional di kampung asalnya.
“Mau dibawa pulang ke Probolinggo. Mau dibawa ke sangkal putung,” kata Fituna.
Fituna mengisahkan, tidak memiliki firasat apa pun sebelum kejadian nahas tersebut.
Ia dan suaminya datang ke Denpasar belum lama ini dengan harapan bisa beli sepeda motor. Setelah kendaraan terbeli, sang suami justru tertimpa musibah.
“Anak saya masih kecil dan baru berusia tiga tahun,” jelasnya.
Fituna mengatakan, belum mengetahui keadaan anak yang ditinggal sendiri di tempat tinggalnya di Jalan Pesanggaran, Pedungan, Denpasar.
Ia mengaku panik dan langsung menuju ke RSUP Sanglah.