Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Pelajar di Cilacap Dicekoki Paham Radikal, Ingin Ganti Pancasila

Benih radikalisme bersemai di antara para pelajar tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Kabupaten Cilacap.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Para Pelajar di Cilacap Dicekoki Paham Radikal, Ingin Ganti Pancasila
Dokumentasi FKUB Kabupaten Cilacap
Spanduk berisi dukungan terhadap pelaksanaan syariah dan pendirian khilafah terpasang di sejumlah lokasi di Kabupaten Cilacap. DOKUMENTASI FKUB KABUPATEN CILACAP 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Benih radikalisme bersemai di antara para pelajar tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Kabupaten Cilacap.

Ketua FKUB Cilacap Taufiq Hidayatulloh menjelaskan paham radikal yang diajarkan ke siswa bertujuan mengganti Pancasila dengan khilafah.

Penyebaran paham khilafah untuk menggantikan Pancasila telah menyebar di 14 sekolah menengah atas negeri unggulan di Kabupaten Cilacap.

Hal tersebut terungkap saat FKUB menggelar deradikalisasi pada 2016 di sekolah-sekolah. Parahnya, paham itu diajarkan oleh guru sekolah yang berafiliasi ke kelompok radikal.

"Guru-guru itu berafiliasi dengan sebuah organisasi yang memproklamirkan diri ingin mendirikan negara Islam di Indonesia. Isu pokoknya ingin menegakkan pemerintahan berdasarkan Islam atau Khilafah Islamiyah," ujar Taufiq pada Senin (3/4/2017).

Ironisnya, kelompok radikal tak hanya menyebarkan pahamnya ke pelajar sekolah menengah atas saja tapi juga sekolah menengah pertama.

Berita Rekomendasi

Taufiq mengungkapkan, FKUB Cilacap sempat masuk di sejumlah sekolah menengah pertama negeri favorit di Cilacap untuk kegiatan deradikalisasi.

Di antara para pelajar melaporkan kerap dijejali paham radikal oleh beberapa guru materi pembelajaran. Arahnya mengajari anak-anak untuk mendukung khilafah.

Taufiq mengaku heran terhadap guru-guru negeri simpatisan khilafah. Mereka menolak Indonesia beserta semua produk hukumnya, namun menikah di KUA, menerima SK PNS, mengambil gaji, serta menerima tunjangan sertifikasi.

"Jika mereka menganggap Indonesia negara toghut maka pernikahan mereka tidak sah, mereka hidup berzina hingga beranak pinak. Kalau Indonesia negara sesat, maka mestinya jangan jadi PNS, jangan ambil gaji, dan jangan ambil itu tunjangannya," ujar Taufiq.

Paham radikal di Cilacap tidak hanya bersemai di sekolah-sekolah. Kelompok ini merekrut anggota baru, melatih dan mendidik para kader secara masif.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas