Pendekatan Dialog Bang Yos ke Warga Konflik Semen Rembang Dapat Dukungan
Komisaris Utama PT Semen Indonesia Semen Indonesia, Sutiyoso yang mengupayakan dialog dengan masyarakat pendukung dan penolak pabrik Semen Rembang men
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Utama PT Semen Indonesia, Sutiyoso yang mengupayakan dialog dengan masyarakat pendukung dan penolak pabrik Semen Rembang mendapat dukungan dari anggota Komisi VI DPR.
Menurut anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Abdul Wachid, cara yang dilakukan Bang Yos amat bagus dan baik guna menyelesaikan polemik Semen Rembang.
"Itu bagus. Model pendekatan yang dilakukan Bang Yos adalah gaya khas Jawa. Apalagi beliau asli dari Jawa Tengah, orang Semarang. Jadi beliau mengetahui etikanya," ungkap Abdul Wachid dalam rilis yang diterima tribunnews, Minggu (9/4).
Seperti diketahui, Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso telah melakukan kunjungan kerja ke areal pabrik semen di Rembang dan Tuban. Pada kunjungannya, Bang Yos juga menemui kedua kelompok masyarakat yang selama ini mendukung dan menolak Semen Rembang.
Bahkan Bang Yos langsung mendatangi rumah dan berdiskusi dengan Koordinator JMPPK, Joko Prianto untuk mendengarkan alasannya menolak Semen Rembang.
Namun, menurut pengacara publik dari YLBHI Muhammad Isnur, langkah Bang Yos dinilai sebagai upaya menyudutkan dan mengintimidasi massa penolak Semen Rembang agar menghentikan perlawanan.
Menyikapi anggapan tersebut, Wachid menilai itu hak dan pendapat dari pihak penolak Semen Rembang. Wachid masih beranggapan, melalui cara yang dilakukan Bang Yos akan menemukan akar masalah sebenarnya.
"Saya kira kalau ada yang menyuarakan intimidasi dan lain sebagainya, itu hak mereka ya. Namun saya melihat Bang Yos begitu supaya tau apa sih masalahnya," tutur Wachid yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah itu.
Wachid mengatakan, Bang Yos telah meletakkan dan memisahkan masalah politik di balik kisruh Semen Rembang. Bang Yos justru coba menggali informasi dari kedua pihak masyarakat pendukung dan penolak Semen Rembang.
"Apa yang dilakukan masyarakat justru ini yang diharapkan. Lakukan langsung pendekatan dengar suara masyarakat. Munculnya masalah Semen Rembang karena selama ini kurangnya komunikasi ke masyarakat," jelas Wachid.
Dengan mendatangi dan berdiskusi bersama kedua kelompok masyarakat pendukung dan penolak Semen Rembang, menurut Wachid, Bang Yos akan langsung menemukan fakta apakah betul atau tidak sesuai tuntutan selama ini.
"Apa betul memang bakal ada kerusakan lingkungan, apa benar kehadiran Semen Rembang bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat. Masyarakat itu suka kok kalau diajak dan berembuk baik-baik," kata Wachid.
Wachid sendiri mengungkapkan, selama beberapa kali kunjungan kerjanya ke Semen Rembang ditemukan fakta bahwa masyarakat pendukung lebih mayoritas dibandingkan penolak.
"Memang yang menolak ada, tapi tidak banyak kok. Berbeda dengan masyarakat yang berharap pabrik Semen Rembang tetap ada. Nah itu caranya bisa diselesaikan dengan komunikasi," ujar Wachid.
Wachid merasa yakin pola pendekatan dan komunikasi yang dilakukan Bang Yos ke masyarakat di sana akan membawa perubahan penyelesaian persoalan Semen Rembang.
Hingga saat ini pabrik Semen Rembang yang nilai investasinya mencapai Rp 4,97 triliun belum beroperasi. Pabrik Semen Rembang diperkirakan mampu berproduksi 3 juta ton setiap tahunnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.