Aliansi Cinta NKRI Tolak Negara Khilafah di Indonesia
Masyarakat harus menumbuhkan jiwa patriotisme dan kebanggan sebagai bangsa besar di bawah bendera merah putih
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tak hanya mahasiswa, sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Cinta Negeri Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Rabu (11/4/2017).
Mereka menolak aktivitas kelompok yang ingin memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Akhir-akhir ini semakin marak pergerakan radikal dan separatis menggalang dukungan di dalam negeri dan semakin percaya dirinya organisasi garis keras yang menebar kebencian,"kata koordinator aksi, Fajar Budhi, kepada wartawan di Gedung Sate.
Fajar mengatakan, pihaknya menginginkan masyarakat menumbuhkan jiwa patriotisme dan kebanggan sebagai bangsa besar yang merdeka di bawah bendera merah putih.
Ia menambahkan, masyarakat harus menjaga Pancasila sebagai merupakan ideologi bangsa.
"Cinta tanah air itu sebagian dari iman, aksi ini sebagai upaya nyata anak bangsa sebagai bagian dari raykat yang mencintai keutuhan dan kedaulatan tanah airnya," kata Fajar.
Fajar pun mengajak masyarakat khususnya di Jabar jangan sampai terhasut ajakan kelompok masyarakat yang ingin mendirikan negara dengan ideologi tertentu di Indonesia. Ia pun meminta pemerintah untuk membubarkan kelompok-kelompok tersebut demi menjaga keutuhan NKRI.
"Kami tidak setuju negara khilafah dan sejenisnya di Indonesia. Itu asdalah srategi kelompok yang ingin Pancasila dan NKRI hancur. Pancasila merupakan formulasi yang tepat sebagai ideologi bangsa dan mari katakan tidak untuk ideologi lainnya," kata Fajar.
Aliansi Cinta NKRI, kata dia, akan melawan kelompok yang ingin memecah belah bangsa. Pihaknya pun akan mendukung penuh TNI dan Polri upaya pencegahan dan penindakan terhadap kelompok maupun perseorangan yang berpotensi menjadi penyebab perpecahan.
"Tindak juga negara-negaraasing yang mendukung kegiatan separatisme di Indonesia," kata Fajar. (cis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.