Laporan Wartawan Tribun Bali, Ragil Armando

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Upacara melaspas pesawat jet pribadi milik Ketua Umum DPP Golkar yang juga Ketua DPR-RI, Setya Novanto, berlangsung di Bali.

Menurut Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, ia berinsiatif melakukan upacara tersebut untuk memberikan keselamatan dalam penggunaan pesawat tersebut.

"Kami lakukan karena perjalanan udara, tentu kita harus berikan sesajen agar selamat sepanjang masa. Itu harus kita lakukan dalam tatanan kehidupan beragama Hindu," kata Sudikerta, Jumat (21/4/2017).

Prosesi upacara tersebut dilakukan pukul 15.00 WITA di parkiran apron hanggar bagian selatan kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.

Baca: Diralat, Jet Pribadi yang Disucikan Melalui Upacara di Bali Bukan Milik Setya Novanto

Ia menerangkan prosesi tersebut dipuput Ida Pedanda dari Griya Pejeng Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

"Acaranya dipuput oleh Ida Pedanda Pejeng Tampaksiring," terang dia sambil memastikan Senjelaskan pesawat tersebut akan digunakan oleh Setya Novanto dalam berbagai kegiatan baik selaku Ketua umum DPP Golkar maupun selaku Ketua DPR RI.

"Sepanjang pemanfaatan kepentingan-kepentingan organisasi, dan kepentingan-kepentingan pribadi beliau dalam memperlancar akses masyarakat kita," papar dia.

"Bisa, kita mohonkan untuk kita pakai," akunya.

Sudikerta menjelaskan pesawat tersebut berjenis Boeing buatan Perancis dan berkapasitas 15 kursi.

Berdasarkan pengamatan Tribun Bali pesawat tersebut berjenis Embraer Legacy 600 pabrikan Empresa Brasileira de Aeronautica SA Brazil ini dibanderol seharga 24.7 juta dolar AS.

Pesawat ini sama dengan milik Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto.

"Ada 15 kursi, semua eksekutif, jenis jet semua, jenis boeing buatan Perancis," papar Sudikerta.

Pesawat ini akan diparkir di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

Walaupun begitu Sudikerta mengaku bahwa pesawat ini juga memiliki tangga sendiri di Bali.

Pasalnya dalam setiap kegiatan khususnya di Indonesia bagian timur Novanto selalu menjadikan Bali sebagai tempat transit utamanya.

"Kan di Jakarta di Halim. Beliau kan sering ke Bali, kalau ke NTT, NTB transitnya ke Bali. Jadi mau nggak mau kan," tutup dia.