Mbah Gotho Meninggal di Usia 146 Tahun, Pesan Nisan Sejak 1992
Tujuh hari sebelum kematiannya, Mbah Gotho, manusia tertua asal Sragen berusia 146 tahun itu menolak makan. Perangkatan kematian ia siapkan sejak lama
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - "Sudah tujuh hari terakhir simbah sudah nggak mau makan sampai akhir hayatnya," ujar Suryanto mengawali cerita kepada TribunSolo.com, Senin (1/5/2017).
Suryanto merupakan cucu yang merawat Mbah Gotho, pria asal Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yang diketahui berusia 146 tahun. Ia disebut-sebut manusia tertua di dunia.
Mbah Gotho sudah sakit sejak 12 April 2017 dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soehadi Prijonegoro, Sragen.
"Tapi simbah sudah tidak suka dirawat di rumah sakit bahkan ia pernah meminta daripada disuntik-suntik mending dibuang ke nggawan (Bengawan Solo)," cerita Suryanto.
Mbah Gotho meminta pulang dari rumah sakit pada 18 April 2017. "Simbah marah kemudian minta pulang, saya bilang dokter dan diperbolehkan," beber dia.
Menurut Suryanto, belakangan ini Mbah Gotho ketika ditanya mempunyai keinginan apa ia mengatakan hanya ingin mati.
Pria asal Klaten ini bahkan sudah menyiapkan nisan, kayu untuk peti dan sebidang tanah di pekuburan desa setempat. Nisan itu dipesan Mbah Gotho semenjak 1992.
"Kijing atau nisan itu sudah ada sejak 25 tahun lalu, simbah yang pesen sendiri, sudah ada namanya juga," Suryanto menambahkan.
Kayu untuk membuat peti juga sudah ada. Karena masih berbentuk kayu dan papan, untuk pemakaman Mbah Gotho terpaksa petinya beli.
"Sementara kayu dan papan ikut dikubur."
Suryanto mengungkapkan kakeknya berpesan ke anak cucunya untuk mengikhlaskannya. Begitulah keinginan dan pesan Mbah Gotho.
Sebelum meninggal kondisi fisik di hari terakhir Mbah Gotho hidup tampak sehat dan kuat. Ia sempat meminta cucu untuk membantunya berdiri dan jalan-jalan.
"Ya dikira sudah ada kemajuan, tapi ndak taunya malah sorenya simbah meninggal, " kata Suryanto.
Dalam riwayat hidup Mbah Gotho yang dibacakan di upacara sebelum pemakaman, almarhum memiliki 4 istri, 5 anak, 25 cucu, 17 cicit dan 12 canggah.
Mbah Gotho dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Panggung, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, pukul 11.00 WIB.
Warga yang mengiringi pemakaman Mbah Gotho berjumlah ribuan. Mbah Gotho meninggal pada Minggu (30/4/2017) pukul 17.45 WIB.
Tampak Ketua DPRD Kabupaten Sragen, Bambang Slamekto dan Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno, juga ikut melayat ke rumah duka.