Wagub Jatim Gus Ipul: Jangan Gengsi Gelar Seni Tradisional
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mangajak masyarakat merawat kesenian tradisional yang begitu kaya dan tak dimiliki negara lain.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mangajak masyarakat merawat kesenian tradisional yang begitu kaya dan tak dimiliki negara lain.
“Reog dan Jaranan walau yang menciptakan kita, tetapi yang menikmati bukan hanya kita saja, tapi juga negara lain. Kita punya kekayaan seni tradisional yang sangat luar biasa untuk ditampilkan,” ungkap Saifullah saat membuka Workshop Seni Tradisi di Hotel Insumo, Kediri, Selasa (9/5/2017).
Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini mengatakan seniman berperan dalam proses pembangunan di samping tokoh-tokoh agama, adat, perempuan, akademisi dan masyarakat.
"Seniman adalah orang-orang yang fokus di bidang kesenian, kemudian menciptakan karya-karya selanjutnya hasilnya kita yang menikmati,” ungkap Gus Ipul.
Gus Ipul berharap para penari atau seniman ikut berpartisipasi dalam setiap event, baik di dalam negeri atau luar negeri. Sehingga memungkinkan seni tradisi dikenal secara luas.
”Kita harus mengajak dan mendorong masyarakat untuk memakai produk-produk dalam negeri dan tidak gengsi menyaksikan pagelaran seni tradisional," harap dia.
Seni itu bukan hanya soal karya, tetapi para seniman ingin memberikan pendidikan, informasi, sambut cerita kepada para generasi muda.
"Kita ingin bersama-sama saling memperkuat hubungan antara seniman demi kelestarian seniman dan karyanya,” ia menambahkan.
Workshop dengan tema Tantangan masa depan seni tradisi diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 250 seniman dari Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Blitar.
Sekretaris Kota Kediri Budwi Sunu pada kesempatan itu mengungkapkan, Kota Kediri memiliki latar belakang sejarah yang panjang.
Karena pada zaman Kerajaan Kediri dulu Putri Kediri yaitu Dewi Songgo Langit membuat sayembara, barang siapa yang ingin melamarnya harus bisa menciptakan kesenian yang belum pernah ada sebelumnya di tanah Jawa.
Dari situlah akhirnya muncul berbagai kesenian seperti jaranan dan reog.