Ratusan Warga Gelar Aksi Doa dari Kalbar untuk Indonesia Raya
Ratusan peserta Aksi Solidaritas 1000 Lilin dan Sejuta Doa dari Kalbar untuk Indonesia Raya, membubarkan diri usai menggelar aksi
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Ratusan peserta Aksi Solidaritas 1000 Lilin dan Sejuta Doa dari Kalbar untuk Indonesia Raya, membubarkan diri usai menggelar aksi doa dan menyanyikan lagu nasional bersama di Taman Digulis, Jalan Jend A Yani, Pontianak, Minggu (14/5/2017) sekitar pukul 17.30 WIB.
Peserta aksi yang tampak mengenakan kaus merah dan kaus hitam, membubarkan diri usai berdoa bersama dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Maju Tak Gentar.
Selain personel TNI/ Polri bersenjata lengkap, tampak pula mobil Water Canon disiagakan saat berlangsungnya aksi.
Informasi yang diperolehtribunpontianak.co.id, Aksi Solidaritas 1000 Lilin dan Sejuta Doa dari Kalbar untuk Indonesia Raya ini dijadwalkan berlangsung sejak pukul 17.00 hingga 19.30 WIB.
Panitia Aksi, Untung Siduba menuturkan, aksi yang dilakukan pihaknya hanya berbentuk doa bersama untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Doa bersama untuk NKRI, ini doa bersama, sebenarnya semua umat kami undang untuk NKRI, tidak lebih. Kami ingin merawat NKRI dengan berdoa bersama, itu saja, doa bersama," ungkapnya usai aksi.
Untung membenarkan, jika didalam agenda sebelumnya, pihaknya merencanakan akan ada aksi 1000 lilin.
Namun, dikarena untuk menjaga kondusifitas situasi keamanan, pihaknya membatalkan aksi menyalakan 1000 lilin.
"Sebenarnya rencananya mau ada aksi lilin, tapi karena ada pihak yang keberatan, ya sudah."
"Kami tidak mau bentrok, kami tidak mau berkonflik. Kami hanya berdoa, tadi sempat nyanyi, ya sudah, tujuan untuk menjaga, untuk merawat NKRI, itu saja," jelasnya.
Dandim 1207/ BS, Kolonel Inf Jacky Ariestanto menuturkan, pihaknya berkoordinasi dengan Polresta Pontianak, memberikan bantuan pengamanan dalam aksi ini.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Demi terciptanya situasi keamanan dan ketertiban.
"Hari ini memang ada informasi, ada aksi dari salah satu kelompok masyarakat tertentu."
"Tentunya kami selalu mengantisipasi berdasarkan informasi, berdasarkan koordinasi dengan Polresta Pontianak."
"Informasi aksi yang dilakukan ini tentunya juga berpotensi untuk ada pergesekan dengan mungkin kelompok yang lainnya," tuturnya.
Dandim mengingatkan kepada seluruh pihak, agar dapat tenang, menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban.
"Mengingat ini nampaknya di daerah-daerah lain juga serupa ya, tentunya kami mengantisipasi."
"Kami BKO kepada Polresta Pontianak, untuk membackup Polresta. Memang, jadi atau tidaknya, kami tetap berjaga-jaga."
"Ini imbauan kami kepada seluruh komponen masyarakat, kita harus dapat bisa tenang, menahan diri untuk tidak terprovokasi," ujarnya.
Pihaknya selama beberapa waktu terakhir juga memantau media sosial. Menurutnya, saat ini memang banyak komentar netizen yang berasal dari berbagai kelompok, yang memiliki perbedaan pandangan.
Namun perbedaan pandangan tersebut menurutnya tidak perlu untuk dibesar-besarkan.
Seluruh komponen masyarakat diimbaunya untuk dapat tetap solid menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
"Karena kami juga memantau di media sosial, ini nampaknya saling bersahut-sahutan dari berbagai kelompok untuk, ada perbedaan-perbedaan."
"Jadi tentunya, jangan kita besar-besarkan perbedaannya. Karena Kota Pontianak ini merupakan kota yang memiliki sejarah, sudah beratus-ratus tahun berbagai etnis, berbagai ras, suku, agama ini hidup bersama-sama."
"Jangan mau terpengaruh oleh kondisi yang ada di daerah lain. Bagi masyarakat yang akan melaksanakan aksi, tentunya itu merupakan hak setiap warga negara untuk menyampaikan aspirasinya."
"Tentunya juga dengan mengikuti aturan koridor yang ada, itu adanya di pihak kepolisian. Misalnya apabila aksi, batas waktu limitnya jam 18.00 misalnya, itu agar dipatuhi dan juga harus memberitahukan kepada pihak pejabat kepolisian setempat, itu kira-kira harapan kami seperti itu dalam aksi sore ini," urainya.
Kabag Ops Polresta Pontianak, Kompol Jovan Sumual mengatakan, pengamanan yang dilaksanakan pihaknya, merupakan pengamanan biasa yang dikategorikan pengamanan kegiatan masyarakat.
"Dimana ada mendapatkan informasi, ada kegiatan pengibaran bendera dan menyanyikan lagu-lagu nasional pada saat sore hari ini sampai dengan jam 17.30."
"Pemberitahuannya kalau ini nanti saya cek di Intel, tapi pada prinsipnya pengamanan yang kami lakukan itu setiap ada perkumpulan masyarakat pasti diberikan," jelasnya.
Dalam aksi ini, menurutnya tidak ada yang diamankan. Baik peserta aksi maupun atribut yang dibawa.
Selain itu, menurutnya Aksi Solidaritas 1000 Lilin dan Sejuta Doa dari Kalbar untuk Indonesia Raya ini, menurutnya bukanlah sebagai bentuk aksi solidaritas untuk Ahok.
"Nggak ada (diamankan atribut atau peralatan aksi), nggak ada (berkaitan aksi solidaritas untuk Ahok), ini kalau saya dapat dari selebaran pamflet-nya itu solidaritas untuk NKRI."
"Kalau yang kegiatan pengibaran bendera sama menyanyikan lagu nasional tadi, saya lihat mereka tidak melaksanakan."
"Mungkin nanti dikonfirmasi kira-kira mereka mempertimbangkannya apa, tapi kami belum tahu alasannya apa dari mereka untuk tidak melaksanakan," terangnya.
Ditegaskannya, dalam setiap kegiatan masyarakat. Polri selalu memberikan pengamanan untuk menciptakan rasa aman, nyaman dan damai bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Prosedur pemberitahuan dan lain-lain dilaksanakan sama mereka yang kami amankan. Apapun kegiatan masyarakat itu pasti diamankan.
Terkait prosedurnya itu yang saya bilang tadi, nanti akan kami cek di Intel," tegasnya.
Kompol Jovan membenarkan, ada kelompok lain yang dipisahkan dengan peserta Aksi Solidaritas 1000 Lilin dan Sejuta Doa dari Kalbar untuk Indonesia Raya, usai berlangsungnya doa dan menyanyikan lagu nasional bersama.
"Kalau yang tadi ada kelompok masyarakat tertentu. Kelompok masyarakat tertentu itu mempertanyakan kegiatannya, nah kami menyampaikan kepada mereka bahwa kalau menanyakan tentang kegiatan, nanti perdebatannya itu tidak akan habis, makanya dipisahkan, silahkan mundur ke belakang," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Kompol Jovan mengimbau kepada seluruh masyarakat, agar bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat.
"Imbauan kamtibmas, ya sama-sama kita sesama anak bangsa, sesama suku bangsa, sesama orang Indonesia, khususnya kita di Pontianak wajib menjaga ketertiban. TNI dan Polri garis terdepan untuk menjaga itu," imbaunya.
Ditambahkannya, jika ada aksi yang dilaksanakan melewati pukul 18.00 WIB, pihaknya memastikan akan membubarkan aksi tersebut.
Namun, tentunya sesuai dengan tahapan-tahapan prosedur yang harus pihaknya laksanakan terlebih dahulu.
"Setengah enam ya, kalau seandainya lewat daripada itu dibubarkan, pasti dibubarkan. Sesuai dengan aturan dibubarkan."
"Lewat dari batas waktu sesuai dengan Undang-undang pasti dibubarkan, dibubarkan itu kan ada beberapa tahapan, sudah disampaikan kemudian kalau tidak mau mengindahkan, mungkin ada beberapa langkah yang memang tahapan kepolisian yang harus kami lakukan," sambungnya.