Kisah Anak Petani Dirikan Pondok Pesantren Penghapal Alquran
Pria ini bernama Abd Salam (30) asal Dusun Bulujampi, Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai, Sulawesi Selatan.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri
TRIBUNNEWS.COM, SINJAI - Pria ini bernama Abd Salam (30) asal Dusun Bulujampi, Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai, Sulawesi Selatan.
Dia saat ini sukses mendirikan sebuah Pondok Pesantren Yayasan Internasional Alquran bernama Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Wadi Mubarak di desanya saat ini.
Awalnya Abd Salam hanya bercita-cita ingin menjadi pengusaha dan petani seperti orang tuanya dan saudara-saudara lainnya di kampung tersebut.
Tetapi setelah tammat sekolah di SDN 132 Bulujampi dan melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Darul Istiqamah Pucee, Sinjai dia termotivasi memperdalam ilmu agamanya.
Usai di Pondok Pesantren tersebut, Salam melanjutkan pendidikannya ke Ma'had Tahfidz Wahdah Islamiah Makassar. Di tempat itu, Salam belum puas terhadap ilmu agama Islam yang didapatnnya sehingga ia pun memberanikan diri melanjutkan pendidikannya ke Internasional University of Afrika Kahrtoum Sudan dengan modal perkenalan karena dirinya tak miliki kerabat kuliah di negara itu.
"Awalnya saya tak pernah berpikir kalau saya bisa kuliah sampai ke luar negeri dan kami hanyalah anak petani. Tapi ternyata kalau kita berusaha dan berdoa maka Allah permuda jalannya tidak ada yang sulit," kata, Salam.
Atas semangatnya itulah, Salam melanyelesaikan pendidikannya di Internasional University of Afrika Kahrtoum Sudan.
Sukses Strata Satunya di universitas itu, Salam mulai kebanjiran tawaran di Indonesia sebagai guru di beberapa pondok pesantren. Sempat mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Makassar.
Dan belakangan Salam memutuskan pulang kampung untuk membangun pesantren sekolahkan anak-anak dipedalaman di pondoknya. (*)