Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemilik rumah No 13, H Ibrahim dan istrinya tampak syok, setelah dievakuasi warga sekitar di rumah tetangganya yang berada di seberang jalan.

Sementara puluhan petugas pemadam kebakaran, tampak bahu membahu memadamkan api yang membakar dua unit rumah di Jalan Tanjung Harapan, RT 02/ RW 02, Kelurahan Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Rabu (24/5/2017) sekitar pukul 16.00 WIB.

Sedikitnya ada sekitar 30 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan.

"Paling tidak, ini ada sekitar 30 unit mobil pemadam kebakaran yang turun. Ditambah personel dari masing-masing pemadam kebakaran, sehingga api cepat dipadamkan," ucap Ketua Pemadam PKPA 86, Sanusi saat di lokasi.

Dua unit rumah yang terbakar tersebut yakni rumah nomor 13 milik H Ibrahim, dan satu unit rumah lainnya, yakni rumah nomor 16B adalah milik anak kandung H Ibrahim bernama Abdurrahman.

"Bapak dengan ibu-lah tadi memang dari awal kejadian memang sudah syok tadi itu. Saya hanya bisa coba menenangkan tadi itu, alhamdulillah sudah cukup tenang."

"Selain itu, tadi itu saya berpikir yang penting seperti ijasah, piagam sudah diselamatkan semua, karena saya pikir kalau seperti harta benda lainnya itu bisa dibeli lagi ke pasar, tapi kalau seperti ijasah, mau mengurusnya lagi subhanallah, mungkin itu saya ndak mampu lagi," ungkapnya

Abdurrahman kepada wartawan membenarkan bahwa dua unit rumah yang terbakar tersebut adalah rumah miliknya, serta satu rumah di sebelahnya milik orangtuanya.

"Dua rumah, rumah bapak saya dan rumah saya. Rumah saya kena bagian belakang, saya juga kurang tahu dari mana asal apinya ini, tapi menurut keterangan dari petugas pemadam kebakaran kota, itu katanya dari kamar tengah bagian belakang di rumah bapak saya, orangtua saya," jelasnya.

Pria yang bekerja di Disporapar Provinsi Kalbar ini mengaku terkejut, saat sedang bekerja di kantor, ia mendapat telepon dari istrinya, yang mengabarkan terjadinya kebakaran tersebut.

"Saya juga kaget, masih duduk di kantor kan, ditelpon. Saya bekerja di Disporapar Kalbar. Saya sedang duduk di kantor, ditelpon istri nangis-nangis, saya pun awalnya bingung ini nomor siapa, rupanya nomor konter."

"Barang-barang sebagian yang bisa dikeluarkan bisa diselamatkan. Bapak saya, H Ibrahim, pensiunan pegawai Kantor Gubernur Kalbar. Kalau saya masih aktif di Disporapar," sambungnya.