Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengalaman Bupati Nonaktif Klaten Sri Hartini Jalani Ramadan di Lapas Bulu Semarang

Bupati nonaktif Klaten Sri Hartini berbagi kisahnya menjalani Ramadan di Lapas Bulu Semarang. Begini menu sahur dan berbuka Sri selama di lapas.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Pengalaman Bupati Nonaktif Klaten Sri Hartini Jalani Ramadan di Lapas Bulu Semarang
Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas
Bupati nonaktif Klaten Sri Hartini hadir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang, Senin (29/5/2017). Ia akan memberikan kesaksian terkait terdakwa Suramlan dalam kasus dugaan suap jual beli jabatan di Kabupaten Klaten. TRIBUN JATENG/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Bupati nonaktif Klaten, Sri Hartini, hadir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang, Jawa Tengah, Senin (29/5/2017).

Sri Hartini hadir untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suap jual beli jabatan di Kabupaten Klaten.

Sedangkan Suramlan menghadapi sidang vonis hari ini juga. Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten ini oleh jaksa dituntut 2 tahun penjara dan denda Rp 50 juta subsider 3 bulan.

Selagi menunggu jadwal sidang, Sri menuturkan banyak hal kepada tribunjateng.com. Meski Ramadan ia tampak sehat dan bugar. Sri lepas bercengkrama dengan kerabat dan keluarganya.

Hari ini dia mengenakan kemeja putih, kerudung merah, dan sepatu berwarna hitam bermerek Bally.

Sri menceritakan pengalamannya berpuasa di Lapas Wanita Kelas IIA atau Lapas Bulu Semarang. Banyak kegiatan yang diikutinya selama bulan Ramadan.

BERITA REKOMENDASI

"Di lapas banyak kegiatan antara lain tadarusan (baca Alquran), salat Tarawih. Hampir seharian full kegiatan," ungkap Sri.

Terkait menu sahur atau buka puasa, wanita kelahiran Sukoharjo, 16 November 1961 itu merasa cocok dengan apa yang disajikan lapas. Penyajian menu sahur maupun berbuka tidak pernah terlambat.

"Saya cocok dengan penyajian menu santap sahur maupun buka. Lauknya ganti tiap hari," ujar dia.

"Biasanya puasa di rumah. Kali ini di dalam Lapas. Ya bagi saya tidak masalah karena saya bisa lebih rajin menjalani ibadah dengan baik dibanding pada aktivitas sehari-hari," tutur Sri.

Selama Ramadan, Sri masih mendapat kiriman makanan dari keluarga. Makanan kiriman itu kemudian dimakan bareng-bareng teman di dalam Lapas.


"Makanan yang dikirim paling camilan. Tidak ada makanan favorit yang dikirimkan dari keluarga," tutur dia.

Diakuinya selama Ramadan ia tidak menuntut menu yang macam-macam dari pihak Lapas. Apa yang diberikan lapas itulah yang terbaik. Dan memang menunya sangat menarik.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas