Ritual Khusus Sebelum Mulai Membuat Perahu Pinisi Tak Bisa Ditinggalkan Sampai Sekarang
Perahu Pinisi adalah perahu tradisional masyarakat Bugis Makassar. Perahu ini sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Indonesia.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Perahu Pinisi adalah perahu tradisional masyarakat Bugis Makassar. Perahu ini sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Indonesia.
Dari perahu inilah membuktikan Indonesia dahulu adalah negara maritim yang besar dengan budaya pelaut dan pembuat kapal yang tangguh.
H Asmaja, tokoh masyarakat setempat mengatakan secara global ada tiga bagian besar dalam perahu Pinisi, yakni bagian atas, bagian utama, dan bagian belakang.
Menariknya meski pembuatan perahu Pinisi sudah terpengaruh modernisasi, ritual-ritual khusus menandai pembuatan perahu masih dilakukan hingga saat ini.
"Untuk memulai pembuatan perahu adalah memotong bagian dasar pembuatan perahu yang biasa disebut dengan “lunas”. Kemudian, disediakan sesajen berupa makanan yang manis-manis dan memotong seekor ayam putih," jelasnya.
Makanan manis ini adalah simbol harapan agar perahu yang hendak dibuat akan mendatangkan hoki bagi pemiliknya, sementara darah yang ditempelkan pada “lunas” merupakan simbol agar tidak terjadi kecelakaan saat membuat perahu.
Biasanya perahu Pinisi yang dibuat disini digunakan untuk pelayaran ekspedisi barang dagangan.
Tapi kini, banyak pemesan perahu sebagai perahu pesiar pribadi. Perahu Pinisi berukuran besar seperti pesanan warga Turki bisa mencapai hingga 20 miliar.