Asworo Menyesal Bunuh Istrinya, Tapi Membantah Tertangkap Bersama Pacar Barunya
Usai membunuh Chatarina Wiedyawati atau Wiwid (30), Martinus Asworo (32) langsung mengambil barang-barang berharga calon istrinya itu.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Darwin Sepriansyah
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Usai membunuh Chatarina Wiedyawati atau Wiwid (30), Martinus Asworo (32) langsung mengambil barang-barang berharga calon istrinya itu.
Di antara barang berharga milik Wiwid yang hilang adalah kalung emas, telepon seluler, uang dan dua buah ATM yang PIN-nya sudah diketahui Asworo.
"Uangnya ada sedikit tidak sampai Rp 400 ribu, kartu ATM dua: Mandiri dan BCA. Mandiri tidak ada isi, BCA isinya Rp 100 ribu sudah saya ambil," ungkap Asworo saat dihadirkan dalam rilis perkara di Polda Sumsel, Palembang, Rabu (14/6/2017).
Setelah itu ia meninggalkan jasad Wiwid di semak-semak lorong Jalan Sungai Sedapat RT 41/8 Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang, Minggu (7/6/2017), Asworo pulang ke mesnya.
Setelah sampai di mesnya di Jalan Bangau No 54 A, Ilir Timur II, Palembang, Asworo mengambil beberapa barang berharga miliknya. Sebelum kabur ia mencuci dan membersihkan jejak darah di jok mobil sewaan Toyota Innova sebelum dikembalikan ke pemiliknya.
"Saya ambil kamera dari mess dan langsung kembalikan mobil yang sudah dicuci," Asworo menambahkan.
Baca: Rentetan Jejak Pelarian Asworo Usai Membunuh Calon Istrinya
Baca: Selama Buron, Lewat Facebook Asworo Pantau Komentar Warganet Soal Terbunuhnya Wiwid
Baca: Asworo, Pembunuh Calon Istrinya yang Mengaku Pria Mapan
Baca: Terbunuhnya Wiwid Dipicu Cekcok Lantaran Asworo Tak Punya Uang Muka
Baca: Calon Istri Rela Berkorban, Asworo Membunuhnya Pakai Kunci Setir
Baca: Penampakan Asworo Sebulan Usai Membunuh Calon Istrinya
Baca: Cinta Suci Wiwit Dibawa ke Liang Kubur, Tapi Begini Kejamnya Calon Suami
Baca: Teka-Teki Motif Asworo Membunuh Calon Istrinya: Antara Harta dan Malu
Di hari yang sama Asworo berniat menjual kameranya, Canon 600D seharga Rp 5,5 juta kepada temannya.
Lantaran belum berminat ia berpesan kepada temannya jika ada yang membeli untuk segera menghubungi nomor teleponnya.
Tak ingin membuang waktu Asworo tancap gas menuju Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, mengendarai motor miliknya Supra X 2011. Di sini ia menjual motornya di dekat SMAN 1 Indralaya.
"Harganya laku Rp 6,5 juta," ungkap Asworo.
Uang penjualan motor ia transfer ke rekening Mandiri milik Wiwid yang sudah dikuasainya. Usai membunuhnya, sejumlah barang berharga korban Asworo ambil satu di antaranya kartu ATM.
Setelah itu ia berangkat ke Lampung menggunakan travel. Asworo menyadari polisi memburunya setelah jasad Wiwid dapat teridentifikasi pada 14 Mei.
Sebelum ke Indralaya, Asworo sempat menuju Pasar 16 Ilir untuk menjual kalung emas Wiwid.
Ia mengaku mentransfer uang hasil penjualan motor ke rekening Mandiri milik Wiwid karena lupa nomor rekening miliknya.
Di Lampung Asworo sempat dua kali pindah kamar kos dan satu kali menginap di hotel. Agar masyarakat tak curiga ia kerap memakai masker setiap ke luar kosan untuk ke warnet atau membeli makanan.
"Saya pura-pura lagi batuk atau lagi pilek," ucap dia.
Ia digerebek di kosannya seorang diri dan ditemukan juga pisau yang disebutnya untuk memasak, bukan untuk berbuat kejahatan.
Asworo membantah ditangkap bersama seorang perempuan yang diduga pacar barunya. "Tidak benar itu, saya sendirian," kata Asworo dan dibenarkan Kasubdit III Jatanras Polda Sumsel, AKBP Erlin Tangjaya.
Nada berbicara Asworo lalu mendatar ketika mengakui dirinya menyesal telah membunuh Wiwid, tapi ia tak punya itikad baik karena tak menyerahkan diri ke polisi.
"Pastinya menyesal," ujar Asworo singkat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.