Ini Tanggapan Filolog dan Arkeolog Atas Klaim Majapahit Sebagai Kerajaan Islam
Sebuah hasil kajian yang menyimpulkan Kerajaan Majapahit merupakan Kesultanan Islam dipertanyakan oleh arkeolog senior dan ahli naskah kuno
Editor: Sugiyarto
Dia menduga, Herman menggunakan data dan sumber baru yang disebutnya tidak merujuk kepada data-data yang lama.
"Dalam kajian filologi, teks baru tidak dapat merevisi teks lama. Namun teks lama dapat merevisi teks baru, karena dimungkinkan dalam teks baru timbul penambahan-pemabhana dari para penyalin," papar Irawan.
Irawan -penulis buku Majapahit Peradaban Maritim - juga menganggap Herman Sinung tidak menggunakan data sejarah resmi, yaitu yang sudah diakui oleh standar penulisan sejarah di Indonesia.
"Penulisan sejarah di Indonesia standarnya kan, pertama, data-data prasasti, kemudian data-data kakawin, data-data sejarah pendukung lainnya, kemudian didukung data-data dari Cina, kemudian data-data dari Arab," jelasnya.
Semua data itu, lanjutnya, menyebut bahwa Majapahit bukanlah kerajaan Islam. "Bahkan, data dari Arab sendiri menyatakan ketika orang Arab datang ke Majapahit, itu mengatakan bahwa Raja Majapahit masih orang kafir. Jadi bukan Muslim," tambahnya.
Bagaimanapun agar tim penulis buku tersebut diharapkan menjelaskan hasil kajiannya di depan para ahli di bidang tersebut.
"Minta saja orangnya untuk bicara di depan para ahlinya," kata Mundardjito.
Usulan itu juga didukung oleh Irawan. "Intinya, kita bukan untuk saling menjatuhkan, tapi untuk saling belajar." (BBC Indonesia)