Ibunda Pun Sempoyongan Sambut Peti Jenazah Maulana Affandi
Delapan unit mobil jenazah beriringan memasuki halaman Landasan Udara Angkatan Darat (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Senin (7/3/2017) pagi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Delapan unit mobil jenazah beriringan memasuki halaman Landasan Udara Angkatan Darat (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Senin (7/3/2017) pagi.
Rombongan itu membawa delapan jenazah korban kecelakaan helikopter Basarnas yang jatuh di Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Minggu (2/7/2017) sore.
Puluhan personel Basarnas Jateng pun mengerumuni mobil jenazah.
Mereka bertugas memanggul peti jenazah, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Seorang wanita paruh baya tampak dipapah dua kerabat, ketika keluar dari armada.
Dia berjalan sempoyongan di belakang tim pemanggul peti jenazah beridentitas Maulana Affandi.
"Astaghfirullahaladzim, astaghfirullahaladzim. Affandi anakku," ucap Siti Nur Hamidah (50), ibunda almarhum Maulana Affandi.
Baca: Detik-detik Jurnalis Tribun Jateng Batalkan Ikut Rombongan Basarnas Sebelum Helikopter Jatuh
Mata Siti tampak sembab. Kepalanya bersandar di pundak para kerabat yang berupaya menenangkan. Dia hemat bicara.
Sementara itu, adik kandung almarhum, Muh Hafid Nevoso menuturkan Affandi kali terakhir pamit melalui pesan pendek.
"Otw (menuju) Dieng. Pantauan udara. Gitu pesannya di BBM (Blackberry Messenger). Dia juga mengunggah foto suasana di dalam helikopter," terang Hafid.
Ayah almarhum, Kusmiyoto (56) mengatakan terakhir bertemu Affandi saat lebaran kedua, Senin (26/6/2017).
"Tak ada firasat apa-apa. Dia belum sempat pamit saat bertugas ke Dieng," ujarnya.
Affandi merupakan alumni SMA Negeri 1 Kaliwungu Kendal. Dia meninggal saat bertugas, di usia 26 tahun.
Affandi meninggalkan seorang istri dan bayi berusia enam bulan.
"Nama bayinya, Dresta Yuna Biakta Affandi," kata Kusmiyoto.