Bumi Kuwojo Menyimpan Cerita Hidup Gajah Purba Jutaan Tahun Lalu
Ada ribuan fragmen fosil berhasil ditemukan dan diselamatkan komunitas pelestari fosil dan Kepala Desa Banjarejo, Achmad Taufik.
Editor: Y Gustaman
Dua hari dua malam Tribun Jogja secara khusus menyelami bumi Kuwojo, tinggal bermalam, menyesap dan membaui tanah lempung di bawah permukaan tegalan, persis di samping kotak ekskavasi awal yang dibuat warga.
Siapa menduga, hanya 1,2 meter di bawah permukaan tanah yang selama ini dipakai bercocok tanam Mbah Rusdi, adalah lapisan tanah berusia 700.000 hingga 1 juta tahun lalu.
Tanah lempung hijau keputihan itu diyakini berasal dari kala Plestosen tengah. Di lapisan itu pula bersemayam kerangka gajah purba Stegodon, tidur nyenyak selama ratusan ribu hingga jutaan tahun.
Kini ia muncul menyapa dunia. Rahasia besar Banjarejo purba perlahan tersibak.
"Tanah lempung ini ciri rawa-rawa." kata Wahyu Widiyanta, Ketua Tim Penyelamatan Fosil Gajah Banjarejo.
Lingkungan Kuwojo dan Banjarharjo menurut penelitian awal tim BPSMP Sangiran, dulunya dasar lautan di masa Pliosen hingga Plestosen.
Ciri-ciri utamanya adalah bentukan lapisan batu lempung biru, batu lempung hitam dan konglomerat gampingan.
Morfologi Banjarejo di sisi utara terdiri perbukitan struktural bergelombang landai, lahan denudasional datar berupa endapan hingga tepi Kali Lusi.
Di sisi selatan desa nyaris denudasional datar terdiri endapan alluvium berumur resen hasil bentukan pelapukan batu asal, kemudian tererosi dan terendapkan jadi soil, dengan batuan dominan berupa batu lempung.
"Morfologi Banjarejo yang sekarang tentu sangat jauh berbeda dengan masa Plestosen, kalau perkiraan saya Plestosen tengah ketika gajah purba itu mati. Lokasi sekarang ini rawa-rawa, atau wilayah transisi antara laut dan daratan," jelas Wahyu.
Menurut Wahyu, jagat arkeologi sangat beruntung bisa menemukan fosil cukup utuh gajah purba di lapisan tanah lempung hasil endapan rawa pantai.
"Biasanya di lapisan ini fosil akan solid karena proses sedimentasi berlangsung lebih tenang dan perlahan," kata arkeolog lulusan UGM ini.
Pria yang kerap menyebut istilah "menembus lorong waktu" ketika bercerita tentang zaman purba, yakin gajah purba itu tidak sendirian.
Apalagi tak jauh dari tegalan Mbah Rusdi, pernah ditemukan gading gajah. Lokasi penemuan ada di tegalan datar di puncak kubah bukit Kuwojo.