Kabut Asap di Aceh Barat Kian Mengkhawatirkan, Empat Warga Dilarikan ke RS
Asap pekat yang melanda Aceh Barat sejak 18 Juli mulai menelan korban, Senin (24/7/2017) kemarin.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEULABOH - Asap pekat yang melanda Aceh Barat sejak 18 Juli mulai menelan korban, Senin (24/7/2017) kemarin.
Empat warga terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh karena tumbang akibat terhirup asap pekat yang mengandung karbondioksida (C02) di atas ambang batas.
Selain itu, asap yang disebabkan kebakaran lahan gambut itu mulai berimbas pada proses belajar-mengajar (PBM).
Sejumlah sekolah di Aceh Barat kemarin terpaksa diliburkan untuk mencegah jatuhnya korban di kalangan pelajar.
Diperoleh informasi bahwa keempat warga yang dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Cut Nyak Dhien Meulaboh pada Minggu malam itu diduga terganggu pernapasannya sehingga sesak dan penyakit asmanya kambuh.
Namun, setelah diberikan obat, pasien tersebut sudah diperbolehkan dokter untuk pulang.
Sedangkan jumlah warga yang dilarikan ke RS Cut Nyak Dhien akibat kabut asap sudah mencapai 23 orang terdiri dari anak-anak 17 orang, dewasa enam orang.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Cut Nyak Dhien Meulaboh, dr Eman yang ditanyai Serambi kemarin mengatakan, warga yang dilarikan ke rumah sakit karena terganggu pernapasannya sudah banyak.
"Yang 23 orang itu adalah penduduk yang menetap di desa yang terkena asap kebakaran lahan," kata Eman.
Lahan gambut yang terbakar itu menyebabkan asap pekat bertiup ke kota. Bahkan pada Minggu malam ruang RS Cut Nyak Dhien turut diselimuti asap pekat yang dibawa angin dari lahan yang terbakar, sehingga pasien yang dirawat di RS itu mengeluh.
"Di ruang-ruang rumah sakit kami terpaksa menghidupkan kipas angin guna mengurangi asap. Banyak sekali asap mengepung rumah sakit pada malam hari," ungkap dr Eman.
Asap pekat yang melanda Aceh Barat juga mulai mengganggu proses belajar-mengajar (PBM) di SDN 8 Meulaboh. Sekolah ini berada di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan.
Siswa sekolah itu pada Senin pagi terpaksa melakukan upacara bendera dalam kepungan asap tebal.
"Asap mengepung sekolah dalam empat hari terakhir. Paling parah ya hari ini, Senin. Anak-anak terserang batuk dan sulit bernapas," kata Kepala SDN 8 Meulaboh, Zainal Arifin kepada Serambi.
Zainal Arifin merasa sangat bersyukur karena kemarin pagi pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat menyerahkan kepada sekolah itu 150 lembar masker.
"Karena memang sangat dibutuhkan siswa, semua masker itu kami bagikan kepada mereka dan sejumlah guru," ujar Zainal.
Diakuinya, ramai pula siswa yang tak bersekolah kemarin karena di lingkungan mereka asap kian tebal.
"Keberlanjutan PBM masih kami pantau. Kalau asapnya semakin pekat tentu lah akan disampaikan ke pimpinan dan komite apakah sekolahnya perlu diliburkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Barat, Zulkarnain yang ditanyai menyebutkan bahwa sekolah yang mulai terganggu karena asap tebal baru satu unit. Namun demikian, pihaknya masih terus memantau perkembangan asap.
"Kalau nanti semakin parah tentulah akan diliburkan sementara waktu," kata Zulkarnain.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, Teuku Syahluna Polem kemarin menyatakan tim BNPB dari Jakarta sudah bergerak dari Banda Aceh ke Aceh Barat untuk memantau dan membantu upaya pemadaman kebakaran lahan yang terus meluas.
"Sebagian tim sudah bergerak ke Aceh Barat dan sebagian lagi rencananya besok berangkat dari Jakarta ke Aceh Barat," jelasnya.
Menurut Teuku Syahluna, pesawat helikopter bom air yang akan melakukan penyiraman titik-titik api dari udara hingga Senin sore belum tiba di Meulaboh.
Diperoleh informasi, pihak BNPB sedang berkoordinasi dengan Bandara Sultan Iskandar Muda untuk pendaratan heli dari Dumai, Provinsi Riau, termasuk untuk pengisian minyak avturnya.
"Heli akan melakukan penyiraman dari Banda Aceh ke Aceh Barat. Teknisnya nanti menunggu tim BNPB turun. Mereka masih dalam perjalanan," jelas Syahluna.
Ia berharap, keberadaan heli penyiram lahan terbakar itu segera tiba di Aceh Barat untuk melakukan bantuan pemadaman melalui udara. Khususnya di lokasi yang tidak terjangkau melalui darat.
"Pemadaman melalui jalur darat terus dilakukan dengan mengerahkan armada kebakaran BPBD dan BPBA, termasuk satu unit mobil dari Polres Aceh Barat," kata Syahluna.
Menurutnya, lahan yang terbakar kali ini adalah lahan gambut dan kebun sawit yang luasnya sudah mencapai 69 hektare.
Adapun titik kebakaran lahan masih tersebar di empat kecamatan, meliputi Johan Pahlawan, Meureubo, Samatiga, dan Arongan Lambalek.
Disebutkan juga bahwa upaya pemadaman selain dilakukan pihak BPNB Aceh Barat juga dibantu TNI/Polri, anggota RAPI, tim BPBA, Polhut, tim Basarnas, dan masyarakat sekitar.
Sementara itu, tim BPBD Aceh Barat kemarin membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan di Simpang Kisaran Meulaboh.
Masker yang dibagi itu berasal dari BPBA, Dinkes Aceh Barat, dan BPBD setempat.
"Selain kita bagikan kepada pengguna jalan juga kepada murid-murid yang sekolahnya terkena asap," kata Teuku Syahluna.
Asap kebakaran lahan kemarin masih mengepung jalan Meulaboh-Banda Aceh dan Meulaboh-Kaway XVI, maupun Meulaboh-Nagan Raya.
Asap yang paling pekat dirasakan warga pada malam hingga pagi hari. (riz)