Tak Pilih Saudaranya Saat Pilkades, Bos Kopi Dirampok
Rupanya ada cerita lain di balik keputusan Hendri menunjuk rumah Nana Rukmana (35) sebagai sasaran perampokan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, KOTABUMI - Sambil menahan sakit akibat timah panas bersarang di kaki kirinya, Hendri (32) mengaku menyesal telah terlibat aksi perampokan di Lampung Utara pada 1 Juni lalu.
Dalam perampokan itu, ia turut merencanakan aksi, bahkan menunjuk sebuah rumah di Dusun I, Desa Kemalaraja, Kecamatan Tanjung Raja, sebagai sasaran.
"Saya sangat menyesal, Pak," ujar Hendri kepada polisi saat ekspose kasus di kantor Polres Lampura, Kamis (27/7).
Rupanya ada cerita lain di balik keputusan Hendri menunjuk rumah Nana Rukmana (35) sebagai sasaran perampokan.
Prabowo Nyeletuk Nasi Goreng Hambalang, Netizen Kompak Menduga Ini Maksudnya https://t.co/qvZibobkDX via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 28, 2017
Warga Desa Priangan Baru, Tanjung Raja, ini merasa sakit hati lantaran Nana tak memilih saudaranya saat pemilihan kepala desa beberapa waktu lalu.
"Saya sakit hati karena dia (Nana) tidak memilih saudara saya pas pilkades waktu itu," kata Hendri kepada awak media.
Hendri merupakan satu dari lima tersangka perampokan yang telah tertangkap. Total pelaku yang beraksi di rumah Nana berjumlah delapan orang.
Anggota Polres Lampura bersama anggota Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Lampung meringkus Hendri; Dodi (30) dan Deki (27), keduanya warga Desa Cahaya Mas, Kecamatan Sungkai Barat; serta Rahmat Saleh, warga Kecamatan Abung Timur; dan Mulyadi, warga Kecamatan Abung Tengah, Rabu (26/7) malam.
Polisi menembak Hendri dan Mulyadi karena berusaha kabur saat penangkapan.
"Kami amankan lima pelaku yang beraksi di dua tempat, yakni di Kecamatan Tanjung Raja, Lampura, dan Kecamatan Banjit, Way Kanan. Sementara tiga pelaku lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kapolres Lampura Ajun Komisaris Besar Esmed Eryadi.
Perampokan berawal dari kedatangan teman-teman Hendri ke rumahnya.
Saat itu, teman-teman Hendri menanyakan rumah siapa yang bisa menjadi sasaran perampokan di Kecamatan Tanjung Raja.
"Mereka tanya, 'siapa yang bisa kita rampok?' Ya saya bilang, di sini banyak petani kopi yang punya uang. Lalu, saya arahkan ke rumah Nana. Saya bilang sama mereka, sekitar Rp 40 juta ada di rumah Nana," tutur Hendri.