Senangnya Ignatia Puji Dapat Bantuan Kaki Palsu dari Kapolrestabes Surabaya
Ibu rumah tangga asal Jagir Sidomukti Surabaya ini mendapat bantuan kaki palsu dari Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal.
Penulis: Fatkul Alamy
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wajah Ignatia Puji Purwaningsih (53) terlihat sumringah. Sambil duduk di kursi roda, ibu rumah tangga asal Jagir Sidomukti Surabaya ini mendapat bantuan kaki palsu dari Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal, Sabtu (29/7/2017).
Ny Ignatia Puji yang kini tinggal di Rusun Gunungsari Surabaya ini merupakan korban kecelakaan lalu lintas dan kaki kirinya harus diamputasi di salah satu rumah sakit, lantaran lukanya yang sangat parah.
Ia kala itu naik sepeda motor diseruduk truk dengan kecepatan tinggi di Jl Jemrursari pada 2015 silam.
Setelah salah satu kakinya diamputasi pada 2015, Ny Ignatia Puji harus mengisi aktivitas kesehariannya di atas kursi roda.
"Tapi saya tidak mau bersedih dan menyerah, ini sudah takdir dan harus diterima. Kami menjalani antivitas seperti biasa, meski harus di atas kursi roda," aku Ny Ignatia Puji saat ditemui dalam acara bersama Komunitas Disable Motorcycle Indonesia (DMI) dan korban Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas), Sabtu (29/7/2017).
Bertemu dalam komunitas DMI dan kobran Lakalantas membuat Ny Ignatia Puji tidak merasa sendirian.
Baca: Seorang Ibu Aniaya Bayinya, Diduga Stres Ditinggal Pacar Bule
Ibu dua putra ini merasa punya banyak teman yang memiliki nasib dan perjuangan yang sama.
Dalam komunitas ini, semua orang bisa menjalin komunikasi dan bekerja sama melakukan kegiatan positif.
Dia pun merasa gembira dan bersyukur mendapat bantuan kaki palsu dari Kapolresabes Iqbal. Kaki palsu cukup bermanfaat dalam aktivitas kesehariannya.
"Saya sangat senang sudah diperhatikan, saya dan teman-teman merupakan orang difabel," ucap Ny Ignatia Puji.
Setelah mendapat bantuan kaki palsu, kini Ny Ignatia Puji punya harapan lain yang belum terwujud.
Ia berharap segera bisa memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) D yang khusus diperuntukkan penyandang difabel.
"Masih banyak penyandang difabel yang belum punya SIM D, mohon ini bisa diperhatikan dan bisa difasilitasi kepolisian," harapnya.
Iqbal mengaku senang bisa menggandeng dan bekerja sama dengan komunitas DMI dan korban Lakalantas.
Baca: Suami Istri Bunuh Diri, Keponakan Korban: Saya Takut karena Melet, Wajahnya Menatap Saya
Komunitas difabel merupakan bagian kekuatan kepolisian yang tidak boleh diabaikan. Mereka juga memiliki hak dan perlakuan yang sama dalam berlalu lintas di jalan raya.
"Kami memiliki komitmen untuk menggandeng semua komunitas, tujuannya agar masyarakat Surabaya bisa aman dan tertib saat berkendara. Mereka juga bisa mendapatkan SIM D sesuai persyaratan yang berlaku dan kendaraannya sesuai peruntukan. Tapi, semua aturan lalu lintas sama dengan pengendara lainnya," tegas Iqbal.
Ketua DMI Jatim, Abdul Syakur mengaku bangga dan senang bisa bertemu dan mendapat perhatian dari Kapolrestabes Iqbal dan jajaran kepolisian lainnya.
Meski komunitasnya merupakan komunitas difabel, pihaknya berjanji akan menjaga keamanan dan tertib berlalu lintas.
"Kami dan teman-teman ini siap menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas, jika kepolisian meminta bantuan akan kami lakukan," ucap Syakur.
Dia mengakui, komunitas DMI awalnya memang sering diisi acara touring ke luar kota.
Tapi, aturan berlalu lintas tetap dipatuhi dan jika ada anggota yang melanggar akan ditegur.
Karena sebagian besar belum memiliki SIM D, maka dalam waktu dekat bakal dilakukan secara kolektif. (fatkhul alamy)