Ternyata, Dara Cantik Ini Adalah Penyidik Satreskoba
Bagi pelaku kasus narkotika, bersiap berhadapan dengan salah satu penyidik Satreskoba Polresta Samarinda, yang dikenal ramah dan cantik ini.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Bagi pelaku kasus narkotika, bersiap berhadapan dengan salah satu penyidik Satreskoba Polresta Samarinda, yang dikenal ramah dan cantik ini.
Bripda Fani Nova Silvana, wanita berhijab kelahiran Samarinda, 6 Juni 1996 ini merupakan salah satu penyidik, yang bertugas mengintrogasi pelaku peredaran narkoba. Kendati tergolong polwan muda, namun dirinya tidak canggung berhadapan dengan orang yang lebih tua darinya.
"Susah susah gampang, karena penyidik harus berhadapan langsung dengan tersangka dan keluarganya. Dan, saya dituntut harus bisa beradaptasi dengan orang yang jauh lebih tua ataupun lebih muda dibanding saya," ucap anak kedua dari empat bersaudara itu, Rabu (9/8/2017).
"Kurang lebih satu tahun berdinas sebagai penyidik Resnarkoba, ada kebanggaan tersendiri karena bisa mengintrogasi orang yang melakukan tindak pidana narkotika, dengan berbagai macam latar belakang pekerjaan, serta alur cerita tentang bagaimana mereka melakukan tindak pidana tersebut," tambahnya.
Kendati demikian, wanita yang menggilai makanan pedas ini, ternyata awalnya tidak memiliki keinginan untuk menjadi aparat penegak hukum. Memiliki dasar pendidikan di tingkat sekolah menengah atas di bidang kesehatan, Fani panggilan akrabnya, berkeinginan untuk menjadi seorang dokter.
"Saya kan lulusan SMK Kesehatan, tapi karena pada 2014 penerimaan untuk Polwan cukup banyak, jadi saya coba-coba daftar, dan ternyata lulus," ucapnya.
Sebelum bertugas di Satreskoba, dirinya sempat bertugas di Bag Sumda, bagian SDM, selama kurang lebih 2 tahun. Pemilik akun instagram faninovaa, dengan pengikut 8846, yang menyukai warna biru ini, turut prihatin dengan maraknya peredaran narkoba di Samarinda. Terlebih, hingga saat ini Samarinda masih menempati posisi teratas peredaran dan pengguna narkoba se Kaltim.
Dia menilai, hal yang membuat narkoba tumbuh di Samarinda, yakni banyaknya pengangguran, terlebih Samarinda sebagai ibu kota provinsi. "Banyak pengangguran karena PHK, yang membuat banyak orang mencari cara instan untuk mendapatkan penghasilan, terlebih disini (Samarinda) kan ibu kota," tutur leting angkatan 43 di kepolisian itu.
"Kenali ancaman hukuman bagi pemakai, pembuat maupun pengedar. Pikirkanlah akibat yang akan ditimbulkan sebelum memakai narkoba. Tingkatkan keimanan dan takut dosa sebagai benteng diri, pilih pergaulan yang sehat, dan yang paling penting mempererat hubungan dengan keluarga," pesanya. (*)