Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Nyaru Jadi Kuli, Dua Penjahat Ini Gagal Menggarong Uang Rp 200 Juta

Hal ini karena salah satu dari anggotanya rela menyamar menjadi kuli yang sedang memperbaiki jalan rusak.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Polisi Nyaru Jadi Kuli, Dua Penjahat Ini Gagal Menggarong Uang Rp 200 Juta
Sriwijaya Post/Leni Juwita
Tersangka Jupri Indrawa (38, kiri) yang diamankan polisi setelah gagal melakukan perampokan tauke karet yang akan melakukan transaksi di Desa Pengarinagn Kecamatan Semdiangaji. Tersangka Indawan (30, tengah) terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena mencoba menyerang polisi saat akan ditangkap. Barang bukti yang daimnkan dari dua pelaku (Kanan)) 

“Informasinya bos karet ini membawa uang tunai Rp 200 juta untuk pembayaran pembelian getah karet petani,” terang Kapolres.

Kapolres yang didampingi Kasat Reskrim, AKP Harmianto, SH, M.Si mengatakan jika tersangka sudah diamankan di Mapolres OKU.

Para pelaku merupakan resedivis kambuhan yang paling diburu polisi karena sering melakukan kejahatan dan tak segan-segan menganiaya korbannya.

Tersangka Indawan pernah di hukum di Muara Enim tahun 2006 dalam perkara curat (pencurian dengan pemberatan).

Sedangkan Jupri Indrawan pernah dihukum di Muara Enim pada 2005 dalam kasus KDRT dan pada 2008 dalam kasus curat.

Polisi juga mengamankan satu buah handphone merk Strowberry warna hitam, satu buah handphone merk Nokia warna biru dan satu unit motor merk Yamaha VEGA R warna hitam silver tanpa plat nomor polisi (nopol).

Sementara, tersangka Indawan dan Jupri mengakui mereka akan melakukan perampokan seorang tauke karet.

Berita Rekomendasi

Rencananya, perampokan akan dilakukan dengan dua orang lainnya yang masih buron.

"Kami diajak kawan. Rencana janjian temuan di Beringin,” terang tersangka seraya menambahkan jika senpira itu milik temannya .

Disisi lain, Kepala Desa Pengaringan, Irwadi, mengatakan pihaknya sangat bersyukur dan bertemia kasih karena polisi berhasil menggagalkan aski perampokan sehingga pembayaran karet tidak terhambat.

Dikatakan Kades, memang biasanya tauke karet membayar hasil penjualan getah karet setiap hari kalangan (pasar pekan—red) yang dilakukan setiap Minggu bakda zuhur.

Biasanya pembayaran karet dari sentra karet di wilayah desa seberang ini cukup lumayan, walaupun saat ini getah karet sedang merosot, namun harganya tinggi berkisar Rp 8.100/kg. (Leni Juwita)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas