Dasril Tak Banyak Menuntut, Tapi Kekejaman Ini yang Dilakukan SU Terhadap Anaknya Setelah Dihamili
Ia hanya berharap SU dihukum setimpal dengan apa yang sudah diperbuat terhadap anak bungsunya tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Keluarga Ema Desrita (20) wanita hamil yang dibunuh dan dibakar oleh pacarnya tidak pernah menyangka nasib putri mereka akan berakhir tragis.
Ayah Ema, Dasril tidak banyak menuntut atas perlakuan Su (27) yang tega menghabisi nyawa anaknya Ema Desrita (20) dengan mencekik dan membakarnya.
Ia hanya berharap SU dihukum setimpal dengan apa yang sudah diperbuat terhadap anak bungsunya tersebut.
"Saya serahkan kepada penegak hukum. Apalagi yang harus saya katakan. Ema sudah tidak adalagi. Meski saya begitu sakit atas apa yang dilakukan lelaki tersebut (SU). Saya menilai sangat kejam," ungkap lelaki paruh baya ini ditemui Tribunpekanbaru di kediamannya di Jalan Kampung Bukit, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Kamis (17/8/2017).
Baca: Temukan Duit Polisi Rp 2 Juta 11 Tahun Lalu, Badrun Baru Bisa Mengembalikannya Minggu Lalu
Dasril menganggap pelaku (SU) sebagai orang yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Sebab, menurutnya pada Rabu pagi ia masih ke rumah SU untuk menanyakan keberadaan anaknya.
"Saya tahu kalau SU itu kawan dekat Ema. Jadi saat Ema sudah tidak nampak lagi pulang kerumah, saya datangi rumah SU. Saya kemudian tanyakan keberadaan Ema. Saat itu ia mengatakan tidak tahu dengan kemungkinan pergi dengan temannya. SU juga menyebutkan sudah mengantarkan Ema pulang sampai di persimpangan dekat rumah," ungkap Dasril.
Setelah tidak ada jawaban keberadaan Ema, Dasril berusaha terus mencari.
Ia dengan Istrinya Nurdina dan keluarga lain terus berusaha menghubungi kawan atau keluarga lain perihal keberadaan Ema.
"Saya tidak menemukan titik terang. Tidak tahu dimana Ema. Karena tidak ada kepastian, saya berniat akan mencari Ema secara gaib," ungkap Dasril.
Namun setelah dipastikan Ema ditemukan di wilayah Rumbai dengan kondisi meninggal dunia, Dasril pasrah dan berusaha tegar.
Baca: Mengharukan, Iptu Sugeng Ikhlaskan Gajinya Hilang, Ternyata Uang Itu Kembali 11 Tahun Kemudian
"Saya tidak bisa berkata-kata lagi untuk mengungkapkan perasaan kehilangan anak. Betapa kejamnya pelaku itu. Namun saya serahkan semua pada penegak hukum," ujarnya.
Curiga Perut Ema yang Kian Membesar
Dasril kembali merangkai cerita terakhir kali ia bertemu dengan Ema anaknya.
Menurut Dasril pada Selasa pagi anaknya memang pamit pergi ke pasar buah untuk tes wawancara.
Ema memang sudah memasukkan lamaran di pasar buah dan akan bekerja di tempat tersebut.
Pagi itu, Nurdiana melihat perut Ema tampak berbeda.
Ada kecurigaan Ema dalam kondisi hamil.
Namun saat dipertanyakan, Ema tidak memberikan jawaban atau tidak mengakui atas kehamilannya.
"Saya dan istri berencana akan memeriksa perutnya. Memang sudah ada kecurigaan. Namun Ema tidak merespon. Jadi dia kemudian tetap pergi keluar rumah," ujar Dasril.
Kemudian sampai malam hari anaknya tidak kunjung pulang.
Ia berupaya menghubungi nomor ponsel Ema Namun tidak aktif.
Sejak itu Dasril dan Nurdiana diliputi kekhawatiran.
"Karena itulah saya berusaha hendak mencari tahu keberadaan Ema secara gaib. Saya berencana akan mencari Ema dengan memanggil ruh kemudian dimasukkan pada media orang lain. Ada orang pandai disini (dekat perumahan)," ungkap Dasril.
Namun rencana tersebut tidak jadi dilakukan seiring dengan kabar penemuan Ema di wilayah Rumbai dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Anak yang Baik
Sosok Ema dimata Dasril adalah anak yang baik. Meski dalam beberapa hal Ema tidak terbuka namun ia dan istrinya tentu saja menyayangi Ema.
"Karena itu ia mencari pekerjaan. Kadang ia butuh uang saya juga berikan. Kadang dari uang hasil bekerjanya Ema bisa mandiri," terang Dasril.
Terakhir Ema bekerja di toko kain.
Namun karena selalu pulang malam, Dasril meminta Ema berhanti dari pekerjaan tersebut.
Ema menurutinya yang kemudian mencari pekerjaan baru.
"Itulah sampai terakhir saya tahunya ia akan interview (wawancara) di pasar buah. Katanya akan bekerja disana," ungkap Dasril.
Jasad Ema dikebumikan di perkuburan Umum Kampung Bukit.
Pusara tersebut berjarak sekitar 100 meter dari rumah orang tuanya. (*)