Demi Bebek, Aminah Jalan 3 KM untuk Mendapatkan Air
Kekeringan berdampak pada masyarakat Desa Jelegong yang sebagian bergantung pada pengairan dari air hujan.
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Musim kemarau mengakibatkan kekeringan di beberapa tempat di Kabupaten Bandung, di antaranya adalah di Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Kekeringan berdampak pada masyarakat Desa Jelegong yang sebagian bergantung pada pengairan dari air hujan.
Satu di antaranya adalah Aminah (48), peternak bebek di Kampung Papanggungan, Desa Jelegong.
Baca: Meski Kena Larangan Bertanding, Vladimir Vujovic Tetap Diboyong ke Jayapura. Ini Alasannya
Ketika ditemui Tribun Jabar, Kamis (24/8/2017), Aminah menceritakan masalahnya.
"Saya kesusahan sekarang, karena kolam-kolam di kampung (Papanggungan) kering," ujar Aminah.
Kisah Bule Ganteng Pilih jadi Tukang Becak di Belanda, Pernah Bilang Begini ke Presiden Jokowi https://t.co/TSilQ6p2ic via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 24, 2017
Padahal, untuk mengurus puluhan bebek yang digembalanya dibutuhkan air yang cukup banyak.
Untuk mendapatkan air bagi puluhan bebeknya, Aminah terpaksa menggembala hingga melintasi tiga kampung.
Ia baru mendapatkan air bagi gembalaannya di Kampung Ciherang yang berjarak sekira 2-3 kilometer dari Kampung Papanggungan.
Di Ciherang pun, air yang digunakan untuk bebek-bebeknya sebetulnya tidak layak karena menggunakan air sungai di kampung Ciherang yang terkontaminasi limbah pabrik.
VIDEO: Viral Pelaku Pungli Terhadap Pendaki di Gunung Guntur Garut Bawa Golok https://t.co/BgiY6s1xKb via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 24, 2017
"Memang tidak boleh sebetulnya, airnya hitam terkena limbah tapi saya tidak punya pilihan lain," ujar Aminah.
Aminah berharap hujan segera turun agar dirinya dapat menggembalakan bebek di kampungnya tanpa harus berjalan jauh seperti sekarang.
Kemarau Bikin Sengsara
Kekeringan yang terjadi akibat kemarau panjang dialami warga Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Menurut Kepala Desa Jelegong, Wowo Suhendar (40), ketika ditemui Tribun Jabar, Kamis (24/8/2017), kekeringan di desa tersebut terjadi hampir merata.
Setidaknya, ada tiga kampung di desa itu yang mengalami kekeringan.
"Tambak-tambak sampai kering, sawah juga kering, sumur juga sama," ujar Wowo Suhendar.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, Kamis (24/8/2017), petak-petak sawah di desa itu tampak kering dan tanahnya pecah-pecah akibat kekurangan air.
Kolam ikan pun tak luput dari kekeringan, airnya surut dan beberapa kolam bahkan kering kerontang hingga berubah menjadi lapangan sepakbola dadakan.
Sumur-sumur warga pun mulai mengering, tak heran warga terpaksa menggunakan kamar mandi masjid secara bergantian karena sumur di rumah mereka mengering.
"Setiap hari terpaksa rebutan dengan tetangga agar kebagian mandi di kamar mandi masjid, kalau tidak begitu tidak bisa mandi," ujar Esin (45), warga Desa Jelegong.
Keringnya sumur warga, ucap Esin, sudah terjadi sekitar dua bulan belakangan ini semenjak tak turun hujan.
Untuk minum, Esin mengatakan warga terpaksa membeli air galon karena air sumur menjadi kuning dan keruh.
Esin berharap segera turun hujan agar sumur warga dapat segera kembali terisi sehingga tidak harus mengantre di kamar mandi masjid.
Meski begitu, Kepala Desa Jelegong mengatakan kekeringan yang terjadi selama dua bulan terakhir ini belum begitu parah.
Persib Bandung Pernah Menang di Jayapura, Pelatih Fisik: Kenapa Sekarang Tak Bisa? https://t.co/uUjiEZxWfg via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 24, 2017
Menurutnya sebagian sumur warga masih memiliki cukup air sehingga warga yang kekeringan dapat meminta air pada warga yang sumurnya masih memiliki cukup air.
Ia menyebut Daerah Desa Jelegong merupakan daerah yang sering mengalami dampak negatif baik di musim kemarau maupun musim hujan.
"Kalau kemarau seperti sekarang desa kami kekeringan tapi di musim hujan kebanjiran," kata Wowo Suhendar. (*)