'Umah Asin' Jadi Solusi Penggaraman di Cirebon
Calon Bupati Kabupaten Cirebon 2018-2023, Kalinga berupaya untuk membantu para petani menghindari dampak cuaca yang merugikan lewat BUMD
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Petani garam yang terus mengalami kerugian karena faktor cuaca cukup memprihatinkan. Tercatat hingga Bulan Juli yang lalu, sebanyak 25 pelaku pengolahan Garam di Cirebon terancam gulung tikar.
Calon Bupati Kabupaten Cirebon 2018-2023, Kalinga berupaya untuk membantu para petani menghindari dampak cuaca yang merugikan lewat BUMD pangan dengan divisi yang khusus menangani garam. “Umah Asin” menjadi salah satu solusi bagi pengembangan usaha budidaya garam.
“Saat ini faktor cuaca sangat menentukan produksi garam di kabupaten Cirebon, sayangnya kadang cuaca tidak berpihak pada petani sehingga merugikan. Meskipun saat ini cuacanya sudah mendukung dan produksi jalan, tapi tetap saja kan kita ingin panen terus di cuaca apapun juga” kata Kalinga dalam keterangan persnya.
Menurut Kalinga, tahun ini faktor cuaca yang tidak mendukung menyebabkan petani mengalami gagal panen sekitar 3000 hektar tambak pesisir di bagian utara belum menghasilkan garam sampai Bulan Juli.
Hujan yang masih mengguyur Kabupaten Cirebon membuat tambak garam di beberapa daerah seperti di Desa pengarengan, pangenan dan rawa urip, Kecamatan Pangenan dan daerah Mundu terendam air laut.
Kerugian ini mengakibatkan petani tidak bisa memenuhi kebutuhan garam dalam negeri, sehingga potensi impor menjadi ancaman.
“Umah Asin menurut saya solusi terbaik untuk melawan segala cuaca, hujan atau tidak petani garam harus bisa panen dong. Pemerintah harus bisa mensosialisasikan serta mendorong penggunaan Umah Asin ini," imbuh Kalinga.
Kalinga menjelaskan, “Umah Asin” adalah model rumah plastik buatan yang fungsinya menahan air hujan yang dapat merusak tambak garam petani. Adapun konsep “Umah Asin” ini diadaptasi dari “Rumah Garam Prisma” yang di kembangkan oleh petani garam di Kabupaten Lamongan.
Konsep tersebut terbukti mampu menaikkan produksi garam hingga 400 ton per hektar dalam satu tahun, sebab adanya Rumah Garam Prisma mereka bisa mengatur hasil panen sendiri tanpa khawatir cuaca.
“Umah Asin ini merupakan pendekatan teknologi tepat guna secara sederhana dan bisa dibangun sendiri karena cukup mudah dan harganya terjangkau, sangat cocok buat petani garam skala kecil di Kabupaten Cirebon, lebih bagus lagi jika pemerintah mensubsidi karena biayanya juga tidak terlalu mahal. Kalau ini sukses, saya yakin produksi garam Cirebon akan terus meningkat dan lebih berkualitas," ujarnya.
Mantan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cirebon tersebut menuturkan biaya pembuatan “Umah Asin” ini tidak terlalu mahal yaitu sekitar 4,5 juta untuk membangunnya.
Modal tersebut dipastikan akan kembali dengan jumlah yang berlipat seperti yang terjadi di Kabupaten Lamongan. Namun, yang paling utama “Umah Asin” ini diharapkan menjadi katalis produksi garam Cirebon agar kebutuhan garam nasional dapat terpenuhi dan pemerintah tidak perlu impor lagi.