Pada AP-CAT, Bima Arya Sebutkan Prestasi Bogor dalam Pengendalian Tembakau
Asia Pacific Cities Alliance for Tobaacco Control (AP-CAT) memiliki komitmen dalam pengendalian tembakau.
TRIBUNNEW.COM - Asia Pacific Cities Alliance for Tobaacco Control (AP-CAT) adalah jejaring/ perkumpulan dari Walikota dan Bupati se Asia Pasifik yang memiliki komitmen dalam pengendalian tembakau.
AP-CAT dibentuk pada bulan November 2016, dengan ketua Bima Arya (Walikota Bogor) dan Fraancis Anthoni S Garcia (walikota Filipina).
Pada saat didirikan AP-CAT diikuti oleh 12 kota dari 8 negara dengan didukung Kementrian Kesehatan RI, Kamboja, Myanmar, Laos, Blomberg dan Union, dengan Sekretariat di Singapura.
Saat ini sebanyak 21 kota/kabupaten se Asia Pasific sudah bergabung dalam AP-CAT.
Tujuan dibentuknya AP-CAT memiliki agenda utama yaitu membangun komitmen politik bahwa pemimpin memiliki peran penting dalam perkembangan pembangunan kesehatan baik ditingkat nasional dan daerah.
Upaya-Upaya yang dilakukan seperti membuat dan mengimplementasikan kebijakan dalam pengendilan tembakau; Membuat kebijakan lokal dimasing-masing kota/kabupaten dalam mencegah penyakit tidak menular.
Kemudian mencegah intervensi industri rokok dalam mempengaruhi kebijakan politik dengan penguatan regulasi, melibatkan masyarakat, stake holder terkait dan media.
Beberapa hal penting yang dibahas pada pertemuan AP-CAT di Singapura antara lain sejauh mana upaya pengendalian tembakau dan pencegahan penyakit tidak menular yang sudah dilakukan di berbagai kota di dunia.
Pada pertemuan ini Walikota Bogor juga menyampaikan presentasi mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan dalam implementasi Perda Nomor 12 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok, implementasi Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan Reklame serta penertiban display penjualan rokok di Kota Bogor.
Selain itu disampaikan pula komitmen Pemerintah Kota Bogor dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dengan membangun berbagai faslitas dan ruang terbuka hijau dan kampanye “AYO BERGERAK” untuk seluruh masyarakat kota Bogor.
Hal penting yang disimpulkan pada pertemuan hari pertama antara lain adalah pentingnya data yang akurat dan update untuk membantu menentukan kebijakan penguatan implementasi yang didukung pendanaan.
Kemudian perlunya kemitraan dari semua pemangku kebijakan terkait, akademisi, NGO, tokoh masyarakat; pemanfaatan media sosial dalam kampanye pengendalian tembakau; dan meningkatan kampanye untuk melindungi generasi muda dari bahaya rokok melalui kegiatan-kegiatan kurikuler maupun non kurikuler di sekolah.