Waduh, Tugu Nol Kilometer di Banda Aceh Jadi Tempat Peristirahatan Kambing
Namun dengan kondisinya yang berubah menjadi kandang kambing telah menghilangkan nilai sejarahnya, bahkan menjadi sebuah aib jika dilihat para wisataw
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Ansari Hasyim
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Tugu Nol Kilometer yang merupakan prasasti penandaan sejarah kota tua Banda Aceh kondisi memprihatinkan.
Tugu ini sekarang telah menjadi kandang kambing warga atau tempat peristirahatan ternak.
Pemandangan yang tak elok dipandang mata ini dapat dilihat oleh siapa saja yang melintas karena posisinya berada di tepi jalan menghadap laut lepas.
"Amat menyedihkan, beginikah sebuah kota tua yang punya sejarah gemilang dan kejayaan masa lalu kita perlakukan? Ini sebuah pemandangan sangat memalukan," kata pemerhati sejarah Tarmizi A Hamid kepada Serambinews.com, saat melintasi di lokasi Tugu Nol Kilometer Banda Aceh, Minggu (10/9/2017).
Menurut Tarmizi A Hamid atau Cek Midi, demikian ia kerap sapa, Tugu Nol Kilometer sangat berarti bagi sejarah Banda Aceh, selain menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Namun dengan kondisinya yang berubah menjadi kandang kambing telah menghilangkan nilai sejarahnya, bahkan menjadi sebuah aib jika dilihat para wisatawan luar.
Amatan Serambinews.com, sekilas Tugu Nol Kilometer tersebut sama sekali tak terawat.
Lantainya sudah retak, tak berpagar, banyak sampah dan tidak ada sama sekali informasi tambahan selain dari yang tertera di atas prasasti.
Di atas prasati yang tingginya tidak sampai satu meter tersebut tertulis beberapa kalimat dalam Bahasa Aceh, Inggris, dan Indonesia.
Baca: Banda Aceh Seperti Kota Mati Saat Waktu Salat Tiba Toko Tutup Warga Wajib Masuk Rumah
“Di sinoe asai muasai mula jadi Kuta Banda Aceh, tempat geupeudong keurajeuen Aceh Darussalam le Soleutan Johansyah bak uroe phon puasa Ramadhan thon 601 Hijriah.”
Atau dalam Bahasa Indonesia, “Di sini cikal bakal Kota Banda Aceh, tempat awal mula Kerajaan Aceh Darussalam didirikan oleh Sultan Johansyah pada 1 Ramadhan 601 Hijriah.”
Pada prasasti itu juga terpahat tanggal 22 April tahun 1205 yang berarti jika dihitung, kini Banda Aceh sudah berusia 812 tahun.
Menurut Cek Midi, Pemerintah Kota Banda Aceh sepertinya kurang peduli dengan situs-situs bersejarah peninggalan Kerajaan Aceh masa lampau.
Padahal Kerajaan Aceh pada masa silam adalah termasuk kerajaan kelima terbesar di dunia dan menjadi pusat peradaban dunia kala itu. Aceh juga menjadi awal masuknya Islam hingga menyebar ke Nusantara.
Semua kegemilangan sejarah itu seolah dilupakan pemerintah. Salah satu gambaran paling nyata adalah kondisi Tugu Nol Kilometer yang kini telah berubah menjadi kandang kambing.