Rika Histeris, Lihat Suami dan Anaknya Pulang Dalam Kondisi Tak Bernyawa
Saat jenazah dikeluarkan dari dalam mobil, sanak keluarga dan para tetangga telah menyambut untuk memanggul.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Jerit tangis terdengar jelas dari dalam rumah Kodir, korban tewas tertimbun galian pasir di Dusun Glogok, Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Kamis (14/9/2017).
Rika, istri Kodir tampak histeris saat mengetahui suami tercintanya sudah terbujur kaku.
Belum juga mengering air mata yang membasuh di pipi, ibu dua anak ini harus menghadapi kenyataan pahit karena anak pertamanya juga tewas dalam musibah itu.
Baca: Pembunuh Pasutri Bos Garmen Ingin Membuang Mayat Mereka di Depan Rumah di Pekalongan
Mobil ambulans tampak berganti mengantar jenazah bapak dan anak itu.
Jenazah pertama yang lebih dulu datang adalah Kodir. Meski sempat mengalami kendala saat evakuasi pria 60 tahun itu, namun jenazahnya lebih dahulu datang ke rumah duka.
Saat jenazah dikeluarkan dari dalam mobil, sanak keluarga dan para tetangga telah menyambut untuk memanggul.
Isak tangis pun pecah ketika jenazah Kodir diletakkan di ruang tamu.
Perempuan 51 tahun ini tampak histeris dan sesekali berteriak seakan tak percaya bahwa dih adapannya adalah suami yang telah memberinya dua anak.
Tak selang beberapa lama, mobil ambulans kembali masuk ke halaman rumah.
Kali ini, jenazah putra pertama Kodir yang diturunkan. Jenazah diletakkan tepat di samping ayahnya.
Ya, kedua jenazah korban longsor galian itu tidak lain masih satu keluarga.
Selama ini, Kodir dikenal sebagai tukang gali pasir di wilayah tersebut.
Dalam pekerjaan ini, Kodir juga mengajak anak pertamanya yang berusia 35 tahun, Wijanarko.
Di mata keluarga, Kodir dikenal sebagai pribadi yang baik dan tidak neko-neko.
Bahkan selama ini, bekerja sebagai tukang gali menjadi mata pencahariannya untuk mencukupi dua anak hingga beranjak dewasa.
"Orangnya baik, dari dulu memang kerjanya ini cari pasir di sebelah," kata Umi yang masih bersaudara dengan Kodir.
Saat ditemui SURYA.co.id di rumah duka, Umi menuturkan sebelum berangkat bekerja bersama anak dan keponakan, Kodir belum menyantap makan pagi.
Keluarga pun baru mengetahui kabar tewasnya Kodir berserta lainnya sekitar pukul 06.00 wib.
"Kasihan, padahal tadi belum sempat sarapan. Tahu-tahu dapat kabar ada yang meninggal karena longsor pasir," katanya sembari berurai air mata.
Hal senada juga dikatakan Pingki, kerabat lainnya. Keluarganya baru mendapatkan kabar Kodir meninggal karena tertimpa longsor tidak lama setelah mereka berangkat dari rumah.
Tidak hanya Kodir dan Wijanarko yang tewas dalam kejadian itu.
Ada juga Iswanto yang tidak lain keponakan dari Kodir turut tewas dalam lubang galian C yang diduga ilegal.
"Rumahnya (Iswanto) ada di belakang. Tapi belum tahu, mau dikubur di mana," katanya. (Rorry Nurmawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.