Datangi Rumah Bocah Keluarga Tak Mampu, Gubernur Ganjar Berikan Sumbangan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi keluarga Hafidin (10) di Dusun Belokan, Desa Kebutuhjurang, Banjarnegara.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi keluarga Hafidin (10) di Dusun Belokan, Desa Kebutuhjurang, Kecamatan Pagendongan, Kabupaten Banjarnegara.
Keluarga Hafidin sebelumnya dilaporkan hidup menderita.
Setelah bertemu, Ganjar mengaku lega setelah bertemu langsung Hafidin beserta keluarganya di rumah warga yang kini dijadikan tempat tinggal keluarga kurang mampu ini.
Hafidin dan keluarganya ternyata sudah mendapatkan berbagai bantuan pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp 1,7 juta per tahun, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sekahtera (KKS), dan beras keluarga sejahtera (Rasta).
Biyah (42), ibu Hafidin yang masih menderita penyakit rematik, bercerita kepada Ganjar tidak benar informasi soal Hafidi, bekerja sendirian untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Nggih mboten kerja, wong masih sekolah (Dia enggak bekerja, karena masih sekolah)," ujar Biyah.
Biyah beserta Hafidin tinggal bersama kakeknya Sumedi (82) di rumah seorang warga, karena rumahnya telah ambruk. Sementara ayahnya meninggal sejak Hafidin masih berusia 5,5 tahun.
Rumah mereka akan segera dibangun melalui dana bantuan dari Presiden Joko Widodo sebesar Rp 30 juta, dengan rincian Rp 20 juta untuk pembangunan rumah dan Rp 10 juta untuk pendidikan Hafidin.
Kunjungan Ganjar ke rumah Hafidin, menarik perhatian warga. Perangkat desa setempat dan guru sekolah Hafidin juga turut mendampingi.
Ganjar berpesan, saat pembangunan rumah keluarga Hafidin nantinya diharap bisa dilakukan dengan gotongroyong.
Usai bertemu keluarga ini, Ganjar mengungkapkan kedatangannya untuk memastikan kondisi Hafidin.
"Bahwa rumahnya ambruk benar, tapi ternyata pemerintah juga sudah memberikan bermacam bantuan. Keluarga ini penerima PKH, KIS, dan KIP," ungkap Ganjar.
Sedangkan Pemprov Jateng juga memberi bantuan berupa Rp 10 juta, kasur, kompor dan lain-lain untuk keperluan rumah tangga.
Kepada gubernur, Biyah bercerita kehidupannya selama ini cukup sulit. Terlebih setelah ayah Hafidin meninggal dunia lima tahun silam.
Dalam kondisi sakit, Biyah juga harus menghidupi Hafidin serta ayahnyanya Sumedi yang telah renta. Sementara Biyah menderita penyakit rematik yang membuat kakinya melepuh.
"Jadi enggak bisa kerja apa-apa. Bisanya cuma memasak. Tapi ini kaki saya sudah diobati dan sedikit-sedikit mulai mendingan," ujar Biyah.
Biyah pun bersyukur sebentar lagi rumahnya akan dibangun kembali oleh pemerintah.
Sedangkan Hafidin maupun Sumedi yang duduk di samping Biyah sore itu tidak banyak bicara. Hafidin hanya mengatakan pada Ganjar untuk terus sekolah.
"Saya ingin jadi polisi," kata anak tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.