Didi DKK Beternak Jangkrik di Hotel Pahandut
Beternak Jangkrik dilakoni oleh Didi bersama dua orang rekannya Heru dan Bayu. Selama empat tahun mereka memanfaatkan bangunan bekas hotel bernama Pa
TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA - Beternak Jangkrik dilakoni oleh Didi bersama dua orang rekannya Heru dan Bayu.
Selama empat tahun mereka memanfaatkan bangunan bekas hotel bernama Pahandut terlerak di Jalan Kalimantan Kelurahan Pahandut Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sebagai tempat beternak.
Baca: Buaya Bawa Jasad Pawang ke Permukaan Sungai
Saat ditemui, di lokasi peternakan Jangkrik, di eks Hotel Pahandut Palangkaraya, Jumat (15/9/2017) Didi, mengatakan, awalnya dia dan rekan-rekan yang datang dari Kabupaten Blora Jawa Tengah hanya iseng-iseng saja membawa dua kotak telur jangkrik dari jawa dan ditetaskan di Palangkaraya.
Namun, ternyata, telur tersebut bisa ditetaskan dan jadi anakan sehingga lama-lama Didi dengan dua orang rekannya untuk bekerjasama. Dalam mengembangkan ternak jangkrik hingga empat tahun ini jumlah jangkrik yang dihasilkan mencapai ribuan ekor.
"Sebenarnya bangunan bekas hotel ini dulunya dipinjamkan saja kepada kami untuk ditempati, tetapi lama kelamaan kami izin kepada pemiliknya untuk memakai tempat ini untuk mengembangkan peternakan jangkrik dan cukup berhasil, karena hewan ini ternyata banyak dicari orang untuk dijual di warung pemancingan atau penjual reptil dan burung, " ujarnya.
Bayu menambahkan, usaha beternak Jangkrik cukup maju dan mereka pun memberikan dana kepada pemilik bangunan untuk sewa Rp 900 ribu perbulan.
Baca: Menangis di Samping Peti Jenazah Ibunda, Natalie Sarah: Terima Kasih Mama
"Proses beternak jangkrik diperlukan waktu selama 23 hari dari telur hingga jadi jangkrik dewasa dan siap jual. Namun, kadang jangkrik masih berumur dua minggu pun sudah ada yang beli perkilogram Rp 90 ribu," ujarnya.
Menurut dia, di Palangkaraya, mereka biasa menjual hingga satu kuintal jangkrik yang disebar kepada semua kios penjual burung dan reptil serta toko yang menjual bahan pancingan ikan.
"Ribuan jangkrik yang kami produksi ternyata masih kurang dan permintaan terus berdatangan, sehingga kami tak mampu menampungnya, karena penjual jangkrik lainnya memesan dari jawa tidak diternakan seperti kami, "ujarnya. (Tribun Kalteng/Faturahman)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.