Kronologis Pembunuhan Pasutri Warga Jepang, Astawa Semula Hanya Niat Mencuri untuk Bayar Utang
Misteri kasus pembubuhan pasangan suami istri warga negara Jepang, Matshuba Hiroko dan Matshuba Norio di Jimbaran, Badung, Bali akhirnya terungkap.
Editor: Dewi Agustina
Saat berada di lantai 2, pelaku menemukan Matshuba Hiroko sedang memegang dompet dan dengan cepat dirampas oleh tersangka.
Karena Hiroko melawan, tersangka langsung membunuh korban dengan cara ditusuk pada bagian leher dan perut.
Baca: Jasad Supriyanto Korban Kedua Terkaman Buaya Ditemukan saat Para Pawang Tinggalkan Lokasi
Dompet yang dirampas berisikan uang tunai sebesar 11 ribu yen.
Selang beberapa menit kemudian usai membunuh, suami Hiroko, Matshuba Norio pulang ke rumah.
Ia lantas naik ke lantai 2 karena mendengar ada suara keributan.
Suara kaki Norio saat menaiki tangga terdengar, sehingga pelaku sempat sembunyi dan menunggu waktu yang tepat untuk menghabisi Norio.
"Suami korban masih di luar rumah saat pelaku mengerjai istrinya. Pada saat suami korban naik tangga, pelaku sembunyi dan saatnya suaminya mau ke kamar, tersangka kembali melakukan aksinya," ujarnya.
Norio tewas dengan luka tusukan pada bagian punggung, bahkan leher korban sempat digorok oleh tersangka.
Kapolresta menambahkan ada jeda waktu sekitar 15 menit hingga 20 menit saat pelaku membunuh Hiroko dan disusul membunuh Norio.
Setelah membantai pasutri, pada sekitar pukul 12.00 Wita tersangka kemudian meninggalkan rumah korban untuk menenangkan diri ke wilayah Tanah Lot dengan mengendarai mobil korban.
Saat menenangkan diri, ia kemudian mendapatkan ide untuk membakar tempat kejadian perkara (TKP) demi menghilangkan alat bukti maupun jejak pembunuhan yang dilakukannya seorang diri.
"Untuk menghilangkan jejak, Putu keluar dari rumah tersebut dengan membawa mobil menuju Tanah Lot untuk membeli bensin, dan korek api," terangnya.
Setelah membeli beberapa perlengkapan untuk membakar, Astawa kembali ke TKP. Tersangka bergegas menyiapkan upaya menghilangkan jejak pembunuhan.