Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Nama-nama Taruna Akpol Yang Pukuli Juniornya Hingga Tewas

Sidang perdana kasus penganiayaan taruna Akpol hingga meninggal telah digelar, Selasa (19/9/2017) di PN Semarang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ini Nama-nama Taruna Akpol Yang Pukuli Juniornya Hingga Tewas
Tribun Jateng/rahdyan trijoko pamungkas
Sejumlah taruna akpol akhirnya hadir di PN Semarang untuk mengikuti sidang dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap korban hingga meninggal dunia. Mereka hadir mengakan pakaian batik, Selasa 19 September 2017. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sidang perdana kasus penganiayaan taruna Akpol hingga meninggal telah digelar, Selasa (19/9/2017) di PN Semarang. Semua terdakwa yang berjumlah 14 taruna hadir.

Sebelumnya sempat ramai diberitakan oleh berbagai media, anak kedua dari Komandan Korps (Dankor) Brimob Polri, Irjen Murad Ismail ikut terlibat menjadi salah satu tersangka.

Bahkan Murad sendiri mengakui anaknya telah menjadi tersangka. Dalam sebuah wawancara dengan wartawan dan sudah dimuat di beberapa media, Murad mengaku pasrah dan tak berupaya melakukan pembelaan di luar koridor hukum.

Baca: Kisah Tentang Aidit, Lelaki Asal Belitung yang Mengguncang Sejarah Dunia

"Saya (sebagai ayah) berusaha membela. Tapi ya, hukum harus ditegakkan. Dia (tersangka) anak saya yang nomor dua," ucap Murad.

Namun ternyata pengakuan Murad berbeda dengan keadaan di persidangan.

Penelusuran Tribunjateng.com dari 14 daftar tersangka, tidak ada satu pun terdakwa yang tecantum sebagai anak dari Murad Ismail.

Berita Rekomendasi

Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejaksaan Tinggi Semarang, Sugeng Riyadi saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu.

"Aku nggak tahu yang anaknya siapa saja. Aku nggak tahu anaknya (Murad Ismail-red) yang mana. Tahunya cuma 14 terdakwa, saya nggak tahu, yang penting terdakwa hadir," katanya.

Sementara itu, kuasa hukum sembilan dari 14 tersangka penganiayaan, Djunaedi mengungkapkan tidak ada kliennya yang walinya bernama Murad Ismail atau Komandan Korps Brimob Polri.

"Aku nggak tahu, dan aku nggak megang itu. Saya pegang sembilan orang dan mereka ada yang anaknya penjual kue, orang biasa ada," katanya.

Ketika ditanya apakah ada kemungkinan penyamaran nama wali, atau yang lebih ekstrimnya lagi terdakwa ditukar, sebagai kuasa hukum, Djunaedi merasa hal itu tidak mungkin.

Namun dari laman web terasmaluku.com, Murad memiliki empat orang putra dan putri yakni Mega Natasya, Reza Ananta P, Nabila Athaya Ismail dan Murad JR Ismail.

Jika dilihat, sesuai pengakuan Murad, nama anak keduanya adalah Reza Ananta P.

Anehnya, nama Reza Ananta Pribadi sebenarnya ada di daftar para tersangka, namun di sana nama Reza Ananta Pribadi terdaftar sebagai anak dari Yongki Pribadi (daftar urutan 7). Hingga berita ini diunggah di tribunjateng.com, belum ada konfirmasi mengenai perbedaan nama ayah dari Reza Ananta Pribadi.

Sejumlah taruna akpol akhirnya hadir di PN Semarang untuk mengikuti sidang dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap korban hingga meninggal dunia. Mereka hadir mengakan pakaian batik, Selasa 19 September 2017.
Tidak ada pembeda

Sebanyak 14 Taruna Akademi Kepolisian yang tersangkut masalah penganiayaan terhadap Taruna tingkat II dihadirkan di pengadilan Negeri Semarang, Selasa (19/9).

Humas Pengadilan Negeri Semarang Moh Saenal, mengatakan sidang dipecah menjadi tiga tempat bukan merupakan permintaan Pengadilan Negeri Semarang.

Hal ini dikarenakan ada tiga berkas dakwaan yang diserahkan Jaksa Penuntut Umum kepada Pengadilan Negeri Semarang.

"Karena dari jaksa berkasnya tiga dan kebijakan pimpinan akhirnya dipecah menjadi tiga majelis hakim. Dipecah menjadi tiga sidang agar sidang berjalan lancar," ujarnya.

Menurutnya, tiga majelis hakim yakni Abdul Halim Arman didampingi hakim Anggota Manungku, dan Puji Widodo menangani satu taruna. Selanjutnya Majelis hakim Casmaya didampingi hakim anggota Suparno, dan Edi Suwanto menangani sembilan taruna akpol.

"Majelis hakim Casmaya, didampingi Suparno, Edy Suwanto menangani empat taruna Akpol," katanya.

Menurut dia, terkait alasan 14 Taruna Akpol tidak ditempatkan di ruangan tahanan Pengadilan Negeri, karena sidang akan segera dimulai dan jaksa serta hakim telah siap untuk menyidangkan. "Tidak ada maksud membedakan 14 terdakwa tersebut," ujarnya.

Ia menilai sidang berjalan lancar. Seusai sidang ke-14 Taruna Akpol langsung dikembalikan Jaksa Penuntut Umum dimana terdakwa ditahan.

"Setelah sidang merupakan tanggung jawab kejaksaan. Kalau di Polda dikembalikan ke Polda," tuturnya.

Penasehat hukum terdakwa, Junaedi menambahkan alasan terdakwa tidak dapat dihadirkan pada sidang sebelumnya karena merupakan kewenangan jaksa untuk menghadirkan. "Yang berhak menghadirkan terdakwa adalah jaksa,"ujarnya.

Junaedi mengatakan persidangan ada tiga berkas yakni sembilan terdakwa dikenakan pasal 170 KUHP (penganiayaan). Empat terdakwa dikenakan pasal 338 (pembunuhan), 170 KUHP Pasal 55 Jo 56 J0 170 (turut melakukan penganiayaan) KUHP. Pada sidang saat ini dirinya tidak mengajukan eksepsi. "Tidak mengajukan eksepsi karena surat dakwaan telah sesuai," ujarnya. (*)

Nama-nama terdakwa

1. Rinox Lewi Wattimena bin Jehosua Wattimena.
2. Christian Atmadibrata Sermumes bin Yohanes Murdiyanto.
3. Gibrail Charthens Manorek bin Arfi Manorek.
4. Martinus Bentanone bin Jondarius Bentanone.
5. Gilbert Jordi Nahumury al Jordi bin Jhon Dominggus Nahumury.
6. Josua Evan Dwitya Pabisa bin Yosman Pabisa.
7. Reza Ananta Pribadi Bin Yongki Pribadi.
8. Indra Zulkifli Pratama Ruray bin Idham Ruray.
9. Praja Dwi Sutrisno bin Agus Sutrisno.
10. Aditia Khaimara Urfan bin Khairul Anwar.
11. Chikitha Alviano Eka Wardoyo bin Wandoyo.
12. Rion Kurnianto bin Tukijan.
13. Erik Aprilyanto bin Supeno.
14. Hery Avianto bin Bambang Priyambadha. (tribunjateng/cetak/tim)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas