Hendak Imunisasi MR, Balita Kembar 5 dan Bayi Kembar 4 Ini Ikut Ngantre di RSUD dr Soetomo
Namun, saat melihat rombongan dokter datang memasuki ruangan, mereka mulai menampakkan raut khawatir.
Editor: Sapto Nugroho
“Kalau suntik imunisasi biasa langsung ke dokter, tapi katanya suntik MR ini nggak bisa. Makanya disarankan ke sini, karena dokter Agus yang biasa vaksin anak-anak kerjanya di sini,” katanya.
Vaksin MR selama ini telah menimbulkan pro dan kontra, bahkan ada beberapa pemberitaan negatif dari dampak suntik MR.
Hal ini pastinya membuat khawatir dirinya sebagai orang tua.
Apalagi usai divaksin biasanya beberapa anaknya menderita demam.
“Khawatir juga, tapi ikhtiar saja agar bisa mencegah penyakit. Selama suntik imunisasi paling 3 hari atau 2 hari panas, paling sering sensitif Naisa dan Anisa,” ungkap Nia.
Hal serupa diungkapkan Kristian (37) dan Monique (37) yang membawa 4 anak kembarnya.
Dikatakannya, demam selalu menyertai usai anaknya mendapat suntik imunisasi, sehingga ia selalu memberi obat demam sesaat setelah imunisasi.
“Anak-anak masih 10 bulan, kalau imunisasi begini harus ada 4 orang yang bantuin. Belum bawa barang-barangnya juga,” ujarnya.
Tidak hanya rombongan bayi kembar yang datang untuk vaksin MR.
Beberapa pasien anak lain juga tampak mengantre.
Hanya saja rombongan kembar ini sengaja didahulukan untuk mengurangi ketegangan pada anak karena saudaranya menangis bergantian.
Dokter Dominicus Husada SpA (K), Sekretaris Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), mengungkapkan, selama ini banyak pro dan kontra vaksin MR.
Padahal berdasarkan hasil yang ada, kejadian pascavaksin maksimal adalah demam dan bercak merah.
“Pro kontra MR masalah komunikasi, vaksin tidak akan membuat mati. Efek samping pasti ada, karena buatan manusia. Yang banyak gosip karena waktunya berurutan, hari ini disuntik besok meninggal lumpuh. Dikira ada hubungan dengan imunisasi padahal nggak ada,” tuturnya.