Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hendak Imunisasi MR, Balita Kembar 5 dan Bayi Kembar 4 Ini Ikut Ngantre di RSUD dr Soetomo

Namun, saat melihat rombongan dokter datang memasuki ruangan, mereka mulai menampakkan raut khawatir.

Editor: Sapto Nugroho

Laporan Wartawan Surya, Ahmad Zaimul Haq dan Sulvi Sofiana

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/9/2017) siang kedatangan balita kembar 5 dan bayi kembar 4.

Mereka datang bukan karena sakit, tapi karena mereka mendapat kesempatan memperoleh vaksin MR atau imunisasi Measles Rubella yang kini menjadi program vaksinasi wajib pemerintah.

Aniyah Rahmawati (33), ibu dari balita kembar 5 tampak didampingi satu suster dan ayah Aniyah untuk membawa 5 anaknya, yakni Rizky Ramadhan Pratama, Anisa Naladeva Ramadhani, Anindya Naladeva Ramadhani, Anindita Naladeva Ramadhani, dan Naisyah Naladeva Ramadhani.

Kelimanya tampak tenang dan bisa bermain sendiri diusianya yang menginjak 2 tahun 3 bulan.

Namun, saat melihat rombongan dokter datang memasuki ruangan, mereka mulai menampakkan raut khawatir.

Melihat pria dan wanita memakai jas putih membuat mereka beringsut ke anggota keluarga mereka.

Berita Rekomendasi

Bahkan Anisa dan Naisyah bergantian memanggil bundanya meminta digendong.

Memegang mainan yang baru diberikan pihak rumah sakit, secara bergantian kembar 5 ini disuntik vaksin.

Naisyah yang bertubuh paling kecil tidak menangis saat disuntik meskipun sempat meronta.

Malah Rizky yang dipanggil abang justru menangis paling keras saat disuntik vaksin.

“Duh anaknya tentara kok disuntik nangis bang,” ujar kakek Rizky yang kesulitan memegangi Rizky saat meronta menolak disuntik.

Nia, sapaan akrab Aniyah Rahmawati, mengungkapkan, anaknya memang sudah mulai bisa mengenali dokter.

Karena sejak kecil sudah melihat orang berjas putih menyuntik mereka dan rasanya sakit.

“Kalau suntik imunisasi biasa langsung ke dokter, tapi katanya suntik MR ini nggak bisa. Makanya disarankan ke sini, karena dokter Agus yang biasa vaksin anak-anak kerjanya di sini,” katanya.

Vaksin MR selama ini telah menimbulkan pro dan kontra, bahkan ada beberapa pemberitaan negatif dari dampak suntik MR.

Hal ini pastinya membuat khawatir dirinya sebagai orang tua.

Apalagi usai divaksin biasanya beberapa anaknya menderita demam.

“Khawatir juga, tapi ikhtiar saja agar bisa mencegah penyakit. Selama suntik imunisasi paling 3 hari atau 2 hari panas, paling sering sensitif Naisa dan Anisa,” ungkap Nia.

Hal serupa diungkapkan Kristian (37) dan Monique (37) yang membawa 4 anak kembarnya.

Dikatakannya, demam selalu menyertai usai anaknya mendapat suntik imunisasi, sehingga ia selalu memberi obat demam sesaat setelah imunisasi.

“Anak-anak masih 10 bulan, kalau imunisasi begini harus ada 4 orang yang bantuin. Belum bawa barang-barangnya juga,” ujarnya.

Tidak hanya rombongan bayi kembar yang datang untuk vaksin MR.

Beberapa pasien anak lain juga tampak mengantre.

Hanya saja rombongan kembar ini sengaja didahulukan untuk mengurangi ketegangan pada anak karena saudaranya menangis bergantian.

Dokter Dominicus Husada SpA (K), Sekretaris Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), mengungkapkan, selama ini banyak pro dan kontra vaksin MR.

Padahal berdasarkan hasil yang ada, kejadian pascavaksin maksimal adalah demam dan bercak merah.

“Pro kontra MR masalah komunikasi, vaksin tidak akan membuat mati. Efek samping pasti ada, karena buatan manusia. Yang banyak gosip karena waktunya berurutan, hari ini disuntik besok meninggal lumpuh. Dikira ada hubungan dengan imunisasi padahal nggak ada,” tuturnya.

Menurutnya, pemeriksaan awal memang diperlukan sebelum pemberian vaksin MR.

Dengan masa kampanye 2 bulan, maka pasien yang sakit bisa ditunda dulu pemberian vaksinnya.

Imunisasi, lanjutnya, tidak cuma memberikan benteng untuk individu.

Lewat pemberian imunisasi masal, masyarakat juga terlindung dari penyakit tertentu.

Bahkan, penyakit tersebut bisa musnah.

’’Salah satu contohnya, Indonesia bebas polio sejak 2014. Hilangnya bukan karena kemajuan zaman atau sanitasi dan fasilitas yang makin bagus. Tapi karena vaksin,’’ terang Dominicus Husada.

Dia menambahkan, program pemberian vaksin terbaru MR merupakan langkah untuk memberantas campak (measles) sekaligus rubella atau campak jerman.

Terutama untuk anak-anak usia 9 bulan-15 tahun.

Spesialis anak RSUD dr Soetomo itu menjelaskan bahwa pemberian vaksin tersebut telah terbukti efektif.

’’Buktinya, benua Amerika sudah bebas rubella. Target kami, rubella (musnah) dulu, baru campak,’’ ujarnya.

Menurut Dominicus Husada, vaksin MR yang ada kini sifatnya wajib.

Berbeda dengan vaksin MMR (measles, mumps, rubella) yang sifatnya direkomendasikan.

Sayangnya, pemberian vaksin MR ini masih bersifat one-way alias hanya disediakan satu pintu, yakni pemerintah sehingga rumah sakit swasta harus merujuk pasiennya ke puskesmas atau rumah sakit pemerintah untuk mendapat vaksin ini.

Liputannya, lihat tayangan video di atas. (*)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas