Penjelasan Ilmiah Kenapa Binatang Berlairan Turun Menjelang Gunung Meletus
Kisah tentang hewan yang berlarian turun menjelang letusan gunung api kerap menjadi penanda alam bagi masyarakat lokal untuk mengungsi.
Editor: Hendra Gunawan
Indikator akustik
Menurut Surono, detektor akustik atau suara ini bisa menjadi alat pantau alternatif di gunung-gunung api yang memiliki danau kawah, khususnya Gunung Kelud yang aktivitas kegempaannya kurang.
”Di dalam air, hanya gelombang tekan yang bisa berjalan. Gelombang geser dan lainnya tidak bisa menjalar di air. Itulah kenapa indikator akustik penting dipasang di gunung api yang memiliki danau kawah,” katanya.
Namun, menurut Surono, tidak semua gunung yang memiliki danau kawah bisa dipasang alat ini. ”Danau kawah yang ada ikannya tidak bisa dipasangi alat ini karena akan mengganggu ikan,” katanya.
Di Indonesia, menurut Surono, selain sukses di Kelud saat meletus tahun 1990, alat akustik ini juga belum diterapkan di gunung-gunung lain. ”Saat Kelud krisis pada 2007, alat saya ini malah rusak,” katanya.
Untuk sementara, binatang masih bisa dijadikan salah satu indikator peningkatan aktivitas gunung api yang paling mudah dilihat masyarakat.
”Masalahnya, saat ini banyak binatang di Kelud yang telah diburu,” kata Giyono.
Karena itu, menurut Surono, jangan sampai masyarakat terkecoh dan tidak mau mengungsi karena menjelang letusan Kelud, tidak ada lagi binatang yang turun gunung. Apalagi, indikator turunnya binatang ini juga hanya salah satu dari sekian banyak cara untuk mendeteksi peningkatan aktivitas gunung api, seperti meningkatnya gempa vulkanik, perubahan tubuh gunung, dan meningkatnya suhu air kawah.
(Siwi Yunita Cahyaningrum/Amir Sodikin)