Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alumni Berangkatkan 65 Guru ke Luar Negeri

Bukan tanpa alasan Sulikin mengeluarkan kata kata tersebut. Fredy memberangkatkan sekitar 65 orang gurunya baik yang masih mengajar maupun yang sudah

TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - "Fredy itu gila". Itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut Sulikin, Kepala SMA Negeri 1 Kota Pekalongan.

Kata gila yang dimaksud Sulikin bukan dalam arti sebenarnya.

Kata itu digunakan Sulikin untuk menafsirkan tindakan seorang alumni SMA Negeri 1 Kota Pekalongan bernama Fredy Chandra.

Bukan tanpa alasan Sulikin mengeluarkan kata kata tersebut. Fredy memberangkatkan sekitar 65 orang gurunya baik yang masih mengajar maupun yang sudah pensiun jalan jalan ke luar negeri.

Baca: Aksi Bongkar Pasang Senjata Api Ditampilkan Dalam Peringatan Gerakan Pramuka Ke 56

Hal yang belum pernah dilakukan oleh alumnus SMA Negeri 1 Kota Pekalongan.

Tak hanya gurunya di SMA Negeri 1 Kota Pekalongan, rupanya Fredy yang berdomisili di Jakarta itu juga memberangkatkan gurunya sewaktu duduk di bangku SD dan SMP.

Berita Rekomendasi

"Guru semasa di SMA sekitar 30an, sisanya guru SD dan SMP. Kalau ditotal jumlahnya sekitar 65 orang," kata Sulikin saat berbincang dengan Tribun Jateng di ruang kerjanya, Selasa (26/9/2017).

65 orang guru dan pensiunan guru ini berangkat ke Malaysia dan Singapura selama lima hari, terhitung sejal tanggal 21 September 2016 hingga 25 September 2017.

Sulikin yang juga ikut dalam rombongan jalan jalan ke Malaysia dan Singapura menceritakan sekitar pertengahan Juli 2017, Fredy dan rekannya datang ke sekolah yang berada di Jalan Kartini, Kota Pekalongan itu.

Sembari memperkenalkan diri, Fredy mulai menanyakan keberadaan gurunya yang pernah mengajarnya di sekolah tersebut.

"Dia alumni tahun 1993. Otomatis sudah ada gurunya yang pensiun," katanya.

Saat mengutarakan niatnya untuk memberangkatkan gurunya jalan jalan ke luar negeri, Sulikin awalnya tidak percaya. Terlebih saat Fredy mengatakan seluruh akomodasi termasuk pembuatan paspor hingga uang saku ditanggung olehnya.

"Saya makin berpikir, ini beneran atau tidak. Ah ngarang saja orang ini," katanya.

Namun seiring berjalan waktu, seluruh guru yang telah pensiun didata dan dikumpulkan. Bahkan Fredy mengantar seluruh guru ini untuk mengurus paspor di Pemalang.

"Sebenarnya awalnya mau berangkat ke Eropa tapi setelah tahu gurunya yang pensiun sudah sepuh. Bahkan ada yang sudah susah berjalan akhirnya diputuskan berangkat ke Malaysia dan Singapura saja," katanya.

Hari keberangkatan pun tiba, seluruh guru baik yang masih aktif mengajar hingga yang sudah purna tugas ini diberangkatkan ke Jakarta menggunakan dua bus.

Baca: Semangat Berjualan, Pria Ini Pukul Ponselnya Menggunakan Kayu

Sampai di Jakarta, Fredy bersama keluarganya menyambut rombongan guru ini.

Disinilah Sulikin mengetahui alasan kuat kenapa Fredy berbuat "gila".

"Dulu sewaktu di SMA, Fredy kecelakaan parah. Bahkan bisa dibilang koma. Dalam mimpinya, Fredy dijenguk dan didoakan sembuh oleh para gurunya. Ketika sadar dari koma, Fredy berjanji akan membahagiakan guru-gurunya," katanya.

Meski Fredy tak ikut dalam rombongan jalan jalan, namun Sulikin melihat satu ketulusan dari Fredy. Fredy bahkan menyewa beberapa orang untuk membawa kursi roda dan satu tim kesehatan untuk memastikan gurunya selalu sehat selama plesiran di luar negeri.

"Ada satu tim kesehatan dan orang orang yang tugasnya membawa kursi roda. Itu semua disiapkan. Bahkan perjalanan kami selama di luar negeri terhitung kelas satu, nginap di hotel berbintang," katanya.

Fredy pun setiap saat memantau para gurunya ini melalui grup aplikasi Whatsapp.

Dia meminta agar keceriaan para guru itu diupload ke grup Whatsapp yang dibuat.

"Saya ingat sekali kata katanya ke biro perjalanan. Jangan sampai ada sedikitpun keluhan dari guru saya. Layani maksimal," ujar Sulikin menirukan ucapan Fredy.

Sulikin mengatakan selama ini banyak alumni yang telah berbuat dan membantu untuk sekolahnya. Namun yang dilakukan Fredy terbilang lain dari yang lain.

Dari apa yang dilakukan Fredy, Sulikin melihat ada satu ketulusan dan cinta yang luar biasa dari seorang anak kepada orang tuanya.

"Sulit diungkapkan dengan kata kata. Alumni yang kaya banyak, tapi yang peduli dengan gurunya sangat jarang. Mudah mudahan apa yang dilakukan Fredy bisa jadi pemicu untuk alumni yang lain," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas