Memprihatinkan! Jumlah Anak di Bawah Umur Hamil di Luar Nikah di Blitar Meningkat
Jumlah anak usia di bawah umur yang hamil di Kota Blitar mengalami peningkatan dalam dua tahun ini.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR – Jumlah anak usia di bawah umur yang hamil di Kota Blitar mengalami peningkatan dalam dua tahun ini.
Tak hanya itu, jumlah anak usia remaja yang melakukan seks pranikah atau seks sebelum menikah, juga mengalami peningkatan.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar mencatat, pada 2016 jumlah anak yang hamil adalah 97 anak.
Dari total itu, sebanyak 41 anak hamil di luar nikah, dan selebihnya 56 anak hamil setelah nikah. Sedangkan jumlah anak yang melakukan seks sebelum menikah ada 14 anak.
Pada Januari-Juni 2017, jumlah anak hamil sudah mencapai 73 anak. Sedangkan anak yang sudah melakukan seks sebelum menikah ada 12 anak.
“Kalau melihat data yang ada, jumlahnya meningkat. Data 2017 ini baru sampai Juni,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Blitar, dr Dharma Setiawan, Selasa (26/9).
Dia mengatakan, anak yang hamil dan melakukan seks sebelum menikah itu mulai usia 10 tahun sampai 18 tahun.
Dari data itu, dia menyebutkan anak usia SD sekarang sudah mulai mengerti soal hubungan seksual.
Menurutnya, salah satu penyebab anak di bawah umur sudah matang sebelum waktunya, yakni, kemajuan teknologi.
Sekarang anak-anak sudah punya ponsel pintar dan dengan bebas mengakses internet. Sementara itu, peran keluarga dalam mengawasi aktivitas anak masih sangat kurang.
“Dalam masalah ini, peran keluarga sangat penting. Pendidikan karakter anak yang bisa membentuk adalah keluarga,” ujarnya.
Untuk itu, kata Dharma, Dinkes akan mengadakan program parenting di sekolah-sekolah. Jika sebelumnya, program parenting menyasar orangtua siswa SMP, kali ini program parenting akan lebih banyak menyasar orangtua siswa SD.
Program parenting di tingkat SD sudah mulai dilaksanakan tahun ini. Tahun ini, program itu baru dilaksanakan di 25 SD. Rencananya, pada 2018, program parenting akan ditingkatkan lagi ke 46 SD.
Dalam program itu, para orangtua siswa akan dipangil ke sekolah untuk mendapatkan pengarahan dalam mendidik dan mengawasi anak.
“Dari data yang masuk ke Dinkes, masalah seksual ternyata sudah menyasar anak SD. Maka itu, mulai tahun ini kami gencarkan program parenting di SD. Data-data itu kami peroleh dari anak-anak yang berobat ke puskesmas di Kota Blitar,” katanya.