Ada Aroma Mistis di Balik Pernikahan Sejenis Rahmat Yani dan Syarifa
Satu per satu misteri seputar pernikahan sejenis yang menghebohkan di Sulawesi Selatan ini mulai terungkap.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri
TRIBUNNEWS.COM, BULUKUMBA -- Satu per satu misteri seputar pernikahan sejenis yang menghebohkan di Sulawesi Selatan ini mulai terungkap.
Keluarga Syarifah Nurul Husna (20) mulai bicara terbuka setelah kejadian langka ini menimpa keluarga besarnya.
Setelah syok setelah malam pertamanya tak terduga dan berujung aib, Syarifah juga mulai blak-blakan kisah asmaranya.
Di kantor Polsek Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Syarifah mengungkap kisah lengkapnya hingga terperdaya alat kelamin palsu milik ‘suami’ semalamnya.
Kisah asmara ini berawal dari media sosial.
Dua tahun Rahyamani (26) mengaku pria bernama Rahmat Yani kepada Syarifah Nurul Husna (20).
Baca: Wanita Dalangi Pembunuhan Paranormal, Cara Menghabisinya yang Bikin Ngilu
Baca: Ada Sperma Menempel di Alat Vital Mayat Gadis Tak Berbusana Itu
Pengakuan Rahmayani sebagai karyawan perusahaan swasta di Kalimantan Timur (Kaltim) pun dipercaya Syarifah dan kedua orangtuanya, Amri dan Syamsudar.
Kepercayaan itulah mengantar Rahmayani dikira Rahmat Yani ke jenjang pernikahan dengan Syarifah, Minggu (17/9/2017).
Adminsitrasi pernikahan belum lengkap, Rahmat ngebet menikah, maka ijab kabul pun dilangsungkan sederhana di hadapan imam masjid kampung di Dusun Erelebu, Desa Ekatiro, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba.
Syamsudar dan Amri manut mengikuti keinginan Rahmat untuk menikah siri saja dulu.
Rahmat berjanji akan menggelar pesta pernikahan besar-besaran setelah proses administrasinya lengkap.
Keinginan dipendam 2 tahun pun tunai.
Rahmat resmi menjadi suami Syarifah, gadis lugu dari Bontobahari.
Bahkan, Rahmat pun sukses menunaikan malam pertama, malam itu juga.
Tapi, kesuksesan Rahmat adalah awal petaka itu.
Rahmat kini menghilang, menghindari penangkapan polisi.
Syarifah jadi janda muda. Keluarga Syarifah ada yang curiga ada aroma mistis sehingga gadis muda ini jatuh cinta dan dimabuk kepayang kepada Rahmat Yani alias Rahmayani. Betulkah gadis ini diguna-gunai? Keluarganya memilih bungkam.
Korban Media Sosial dan Keluguan Gadis Kampung
Hubungan terlarang itu berawal dari dari petemanan media sosial (facebook) akhir 2015.
Syarifah kala itu masih sedang duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Bontotiro, Bulukumba.
Syarifah beranjak dewasa.
Dia sudah duduk di bangku kelas 3 SMA Bontotiro.
Rahmat tak bisa lagi menutupi keterpesonaannya pada gadis Erelebu itu.
"Jadi suatu waktu Rahmat chat dengan saya lalu meminta nomor telepon,” kata Syarifah di Kantor Polsek Bontobahari, Kamis (28/9/2017).
Syarifah dan Rahmat belum pernah bersua fisik.
Dia pun belum pernah dengar suara Syarifah.
Itulah sebabnya, dia “menyet” pada Syamsudar kepada wartawan tribun-timur.com.
"Saat Rahmat menelepon menyampaikan maksudnya, ibu saya yang terima telepon itu," kata Syarifah kepada Tribun-Timur.com usai menjalani pemeriksaan di Mapolsek Bontobahari, kemarin sore.
Rahmat tak tahu kalau yang bicara itu ibu Syarifah.
Dia langsung nembak.
Dia Ungkapan rasa cintanya pada Syarifah.
Syamsudar berbunga-bunga menyambut cinta Rahmat pada anaknya itu.
"Dia katakan suka sama anak saya dan ke depan berniat mau dinikahinya. Sebagai ibu tentu senang mendengar kabar itu dan menyambutnya dengan baik," kata Syamsudar.
Dan oleh Syarifah juga menyambut niat baik Rahmat Yani, meski dia belum pernah bertemu langsung
Selama dua tahun menjalin kasih di media sosial pada Mei lalu, Rahmat Yani mengajak Syamsudar bersama kekasihnya bertemu di salah satu tempat di Makassar.
Dan sedikit membuka identitasnya bahwa Rahmat saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan di Kalimantan Timur tetapi juga berasal dari Herlang, Bulukumba.
Selama dua tahun ini menjalin asmara dengan Syarifah, dia kerap mengirim bingkisan ole-ole ke orang tua Syarifah di kampung.
Lalu 7 September lalu mendesak Rahmat ingin menikahi Syarifah.
Dia pun menjumpai orangtua Syarifah bernama Amri-Syamsudar dan mengungkapkan rencana akan menikahi putri sulungnya itu.
Melamar Sendiri
Rahmat mengurus sendiri pernikahannya dengan Syarifah.
Dia datang sendiri ke rumah orangua Syarifah, melamar.
Kepada Syamsudar dan Amri, Rahmat mengaku harus segera menikahi Syarifah karena akan dinikahkan dengan gadis lain oleh orangtuanya.
"Prosesi lamarannya dia sendiri yang sampaikan ke saya. Alasannya tanpa dokumen karena dia mengaku orangtuanya mendesak akan nikahkan ke orang lain, makanya kami terima dan soal dokumen dia janjikan usai nikah baru diurusnya," jelas Syamsudar.
Kedua orangtua Syarifah manut.
Tawaran kredit uang panaik dari Rahmat pun dia terima.
Rahmat menyetujui uang panaik Rp Rp 30 juta, tapi hanya dibayar Rp 17 juta dulu, selebihnya dicicil.
Kabarnya, uang panaik Rp 17 juta tersebut sebenarnya adalah uang Syarifah, bukan murni dari Rahmat.
Jadi ceritanya, Syarifah menjual sepeda motornya seharga Rp 17,5 juta, lalu uang hasil penjualan dipinjamkan ke calon suaminya agar prosesi pernikahan bisa berjalan.
Saat itu, Rahmat mengaku tak punya uang.
Syamsudar dan Amri pun sepakat, termasuk ketika Rahmat menawarkan nikah siri saja dulu.
Meski sudah ada yang curiga pada suara lembut Rahmat saat ijab kabul, tapi proses terus berlanjut.
Dan pesta pernikahan itu pun berlangsung mewah untuk ukuran warga di Erelebu.
Pakaian dan aksesoris pengantin ditambah pelaminan Jepara senilai Rp 8-10 juta.