La Nyalla Pilih Keluar dari Pendaftaran Bacagub Jatim di Partai Demokrat, Ini Alasannya
Bakal calon gubernur Jatim, La Nyalla Mattalitti memutuskan untuk menarik pendaftarannya sebagai Bacagub dari DPD Partai Demokrat Jatim.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Bakal calon gubernur Jatim, La Nyalla Mattalitti memutuskan untuk menarik pendaftarannya sebagai Bacagub dari DPD Partai Demokrat Jatim.
Pria juga menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim ini secara resmi mengundurkan diri dari pencalonannya di partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini.
"Dengan kesadaran penuh berlandaskan akal sehat dan tanggung jawab serta komitmen saya untuk masyarakat Jawa Timur, saya mundur dari pendaftaran pencalonan Gubernur Jawa Timur dari Partai Demokrat," ujar Nyalla kepada Surya, Senin (2/10/2017).
Ada sejumlah pertimbangan yang membuat Nyalla akhirnya keluar dari pencalonan tersebut.
Satu di antaranya, Demokrat diangap jauh dari nilai komitmen berpolitik dan berdemokrasi secara sehat.
Hal ini ditengarai dengan dibukanya kembali pendaftaran bakal calon gubernur oleh Demokrat pekan lalu setelah sebelumnya telah ditutup pada Juli.
Untuk diketahui, Demokrat memang kembali membuka pendaftaran periode kedua pada 20-30 September 2017 lalu.
Sebelumnya, untuk di pendaftaran periode pertama, Demokrat telah membuka pendaftaran pada 12-31 Juli 2017.
Nyalla menjadi satu di antara lima bacagub yang mendaftar di periode pertama tersebut.
Selain Nyalla, ada Saifullah Yusuf (Wakil Gubernur Jatim), Nurhayati Ali Assegaf (Anggota DPR RI dan Waketum Demokrat Jatim), Nurwiyatno (Kepala Inspektorat Jatim), dan Kombes Pol Syafiin yang mendaftar di waktu yang sama.
Nyalla menuding, dibukanya kembali pendaftaran di DPD Demokrat merupakan upaya untuk mengakomodir calon tertentu.
Hal ini pun diperkuat dengan tidak adanya komunikasi antara Demokrat dengan pendaftar sebelumnya terkait pendaftaran tersebut.
"Padahal, pemberitahuan kepada calon lain itu merupakan bagian dari fatsun politik yang seharusnya dipahami dan dilaksanakan oleh elite partai," tegas Nyalla.
Nyalla sebelumnya telah berharap besar pada partai berlambang segitiga mercy ini untuk bisa menjadi partai pengusungnya.
Untuk mewujudkan rekomendasi tersebut, Nyalla telah berikhtiar dengan melakukan komunikasi politik dengan sejumlah ormas, tokoh masyarakat, hingga beberapa kiai di pondok pesantren se-Jatim.
"Saya ingin menjadi bagian dari proses edukasi bahwa politik tak selamanya buruk sebagaimana dipersepsikan mayoritas rakyat selama ini," tandasnya.
Namun, dengan dibukanya kembali masa pendaftaran di Demokrat, harapan Nyalla untuk bisa diusung oleh partai dengan keterwakilan 13 kursi di DPRD Jatim ini pun pupus.
"Ternyata harapan besar saya tidak sesuai dengan keputusan Partai Demokrat yang saya nilai masih jauh dari nilai-nilai komitmen berpolitik dan berdemokrasi secara sehat," tandasnya.
Baginya, mekanisme di Demokrat tersebut mencederai demokrasi yang beradab dan bermartabat.
"Sebab, kejadian ini akan memberikan pembelajaran yang tidak baik buat demokrasi, dan memberi contoh buruk bagi publik Jatim yang sangat butuh ketauladanan dari elite dan institusi politik," lanjutnya.
Meski demikian, La Nyalla berterima kasih kepada Partai Demokrat yang sebelumnya menerima pendaftaran dirinya. "Saya tetap berterima kasih," pungkasnya.
Sekadar diketahui, di masa pendaftaran yang kedua ini, pendaftar bacagub di Demokrat memang bertambah.
Khofifah Indar Parawansa, figur yang kini masih menjabat sebagai Menteri Sosial RI, mendaftar di menit akhir masa penjaringan Demokrat pekan lalu.