Tak Terima Ayahnya Dipukul, Adi Tebas Leher Tetangganya dengan Parang
Adi Dillak (27) warga Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), nekat membacok tetangganya
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Adi Dillak (27) warga Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), nekat membacok tetangganya, Paul Nafi, hingga tewas di tempat.
Kapolsek Kelapa Lima AKP Didik Kurnianto, Senin (2/10/2017), mengatakan, Adi membacok Paul menggunakan sebilah parang karena tak terima ayahnya Marthen Dillak dipukul Paul.
Kejadian itu, lanjut Didik, bermula ketika pelaku yang sedang berada di rumah tiba- tiba mendengar ayahnya (Marthen Dillak) berteriak memanggil nama pelaku dan mengatakan korban hendak memukul ayahnya.
Mendengar itu kata Didik, pelaku langsung lari keluar sambil membawa parang dan menghampiri orangtuanya dan menanyakan siapa yang akan memukul ayahnya.
"Saat ditanya begitu, Marthen Dillak langsung menyebutkan bahwa korban yang hendak memukulnya dan beberapa waktu lalu juga pernah memukul Marthen Dillak," kata Didik.
Baca: Terkuak! Kisah Prostitusi Terselubung Pramugari Jepang, Layani Penumpang Hingga Sang Pilot
Mendengar pengakuan ayahnya, pelaku langsung mengejar korban sambil membawa parang. Korban pun berlari ke rumahnya yang berjarak kurang lebih tujuh meter dari rumah pelaku. Saat berada di rumahnya, korban masih sempat melempar batu ke pelaku.
Pada saat dilempari batu, pelaku tetap mengejar korban hingga pelaku mendapatkan korban dan langsung menganyunkan parang ke arah korban sebanyak dua kali dan mengenai leher korban hingga jatuh tergeletak dan meninggal di tempat.
Baca: Guru Besar UI: Tidak Ada Bukti Baru yang Bisa Jadikan Novanto Tersangka
"Korban ditemukan di TKP dalam keadaan meninggal dunia bersimbah darah dan mengenakan baju kaos warna biru, celana pendek, dengan luka robek di leher bagian belakang," ucapnya.
Berdasarkan keterangan pelaku, kata Didik, korban sebelumnya pernah memukul ayah pelaku sehingga menyebabkan pelaku menyimpan dendam terhadap korban.
"Sementara jenazah korban sudah diantar ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang untuk dilakukan otopsi dan pemeriksaan luka korban," kata dia. (Kompas.com)