Ojek Online Menyamar Pakai Helm Doraemon
PENGENDARA Gojek di Balikpapan rupanya was‑was dengan aksi demo yang digelar gabungan pengemudi angkot dan taksi konvensional
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- PENGENDARA Gojek di Balikpapan rupanya was‑was dengan aksi demo yang digelar gabungan pengemudi angkot dan taksi konvensional di kantor Walikota dan DPRD Balikpapan, Rabu (11/10/2017).
Abidin, pengemudi Gojek saat diminta mengantarkan Tribun Kaltim ke daerah jalan Indrakila dari Terminal Batu Ampar terlihat tidak seperti ojek online yang biasa mengenak atribut khusus, termasuk helmnya.
Saking khawatirnya, sampai‑sampai pengendara ojek berbasis daring ini terpaksa menanggalkan atribut resmi mereka berupa helm dan jaket khas warna hijau.
"Dari kantor kami diminta lepas atribut dulu sampai situasi kondusif,"kata Abidin.
Hal ini untuk menghindari gesekan dengan sopir angkot dan taksi konvensional yang memanas khususnya di Balikpapan.
terjadi penolakan sistem transportasi berbasis online. Ternyata tidak sulit untuk memesan jasa ojek daring itu. Setelah sampai di Indrakila, Tribun kembali memesan jasa Go‑Ride ke Terminal Batu Ampar.
Tak sampai dua menit, seorang pengendara sudah tiba di lokasi yang disepakati. Sama, pengemudi tadi juga menggunakan baju biasa alias tidak menggunakan atribut Gojek berupa sepasang helm dan jaket.
"Ada sih mas jaketnya, cuma saya simpan di jok motor buat hindari gesekan dengan angkot. Teman‑teman lain juga begini," jelas Agus. Dia justru menyamar menggunakan helm bergambar Doraemon.
Helm itu sendiri sengaja ia pinjam dari adiknya. Khusus digunakan selama aksi penolakan sistem angkutan online berlangsung di Balikpapan.
"Maaf ya mas, terpaksa ini saya kasi helm kaya gini. Supaya ngga ketahuan dari pengendara Gojek. Helm ini saya pinjam dari adek saya saja selama aksi,"ujarnya.
Imbauan menanggalkan atribut sendiri didapat dari group WhatssApp sesama pengemudi Gojek. Beberapa titik yang wajib diwaspadai pengendara ojek online ini pun turut dibebernya.
Seperti kawasan Jl Jendral Sudirman, kantor DPRD dan Walikota Balikpapan, Terminal Batu Ampar, Asrama Haji Batakan dan Kampung Barru.
Kalaupun terpaksa menerima penumpang ke beberapa lokasi rawan tersebut, selain melakukan penyamaran, Agus pun menerapkan trik lain.
"Kalau dia bayar pakai go-pay aman, paling kita minta janjian angkut agak jauh dari terminal. Kalau bayar tunai, kita minta bayar dimuka sebelum naik, jadi pas turun ga ketahuan,"tutur pengemudi yang dalam sebulan bisa mengantongi 4‑5 juta dari jasa ojek online ini. (m02)