Usai Diimunisasi MR, Bocah 2,5 Tahun Ini Lumpuh. Ini Penuturan Ibunya
Kinanti Engelika (2,5) masih terbaring di tempat tidur ruang ICU RSUD dr Slamet, Garut.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Kinanti Engelika (2,5) masih terbaring di tempat tidur ruang ICU RSUD dr Slamet, Garut.
Hampir dua minggu, Kinanti Engelika menjalani perawatan di RSUD. Bocah malang itu mengalami kelumpuhan tak lama setelah mendapat imunisasi Measles Rubella (MR).
Belum diketahui pasti, apakah lumpuhnya Kinanti Engelika ada hubungannya dengan imunisasi MR yang dijalaninya atau tidak.
Baca: Begini Sadisnya Wanita Ini Bunuh Anak yang Baru Dilahirkan Lalu Dibuang ke Saluran Irigasi
Namun, kata Ai Lisna (32), ibu Kinanti Engelika, anaknya lumpuh setelah menjalani imunisasi MR.
"Diimunisasinya di Posyandu dekat rumah. Setelah imunisasi tidak apa-apa. Jatuh biasa saja sebelum imunisasi, biasa anak-anak jalan.
Masih bisa main, tapi lima hari kemudian anak saya jadi lumpuh," ujar warga Kampung Kondangsari, Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, kabupaten Garut itu saat ditemui di ruang ICU RSUD dr Slamet, Rabu (11/10/2017).
Baca: Bukan Foto Editan! Akun Ini Beberkan Rahasia di Balik Bayi Bertaring yang Sempat Hebohkan Warganet
Kinanti Engelika, bungsu dari tiga bersaudara, itu mendapat imunisasi pada 13 September. Saat diimunisasi, menurut Ai, Kinanti dalam keadaan baik-naik saja.
Karena itu, sekalipun kelumpuhan Kinanti lima hari setelah diimunisasi sangat menakutkan sekaligus membingungkannya, Ai tak pernah menyangka bahwa kondisi itu akan berlangsung lama.
Ketika mengetahui anaknya tak bisa bergerak, kata Ai, ia segera membawa ke Puskesmas Cibatu. Di puskesmas, Kinanti sempat mendapat perawatan selama beberapa hari.
"Tapi puskesmasnya enggak sanggup. Lalu dirujuk ke RSUD. Anak saya mulai dirawat sejak tanggal 2 (Oktober) sampai sekarang," ucapnya.
Selama dirawat, kata Ai, ia belum mengetahui penyebab pasti kelumpuhan anaknya. Keluarga sempat meminta agar Kinanti Engelika dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
"Tapi kemarin sempat ditahan dulu sama dokter di sini. Soalnya masih bisa ditangani. Di RSHS-nya juga penuh katanya," ujarnya.
Kemarin Ai juga telah bertemu dengan Dinas Kesehatan Garut dan perwakilan RSUD dr Slamet.
Hasilnya, Kinanti Engelika tetap akan mendapat perawatan di RSUD dr Slamet, terlebih karena kondisi kritis Kinanti Engelika sudah terlalui.
"Sekarang bisa dirawat di sini (RSUD dr Slamet) tanpa harus dirujuk. Dokter juga bilang kondisinya semakin membaik," katanya.
Meski masih harus menjalami perawatan, dibanding ketika tiba di RSUD dr Slamet lebih sepekan lalu, kondisi Kinanti Engelika, kemarin, memang terlihat membaik.
Sedikit-sedikit, Kinanti Engelika mulai bisa menggerakkan tangannya. Namun, kedua kakinya masih lumpuh.
"Selain menderita lumpuh, anak saya juga sempat mengalami sesak napas. Namun, sesaknya juga mulai berkurang sekarang. Masih diperiksa perkembangannya sama dokter," kata Ai yang sejak suaminya meninggal, beberapa waktu lalu, merawat Kinanti Engelika bersama ibunya.
Untuk biaya pengobatan anaknya, Ai menggunakan asuransi dari BPJS Kesehatan.
"Obat buat Kinanti juga akan diusahakan pihak rumah sakit. Saya berharap anak saya bisa cepat pulih. Saya juga sangat ingin tahu kenapa anak saya bisa tiba-tiba lumpuh," katanya.
Terus Diobservasi
Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr Tenny Swara Rifai, mengatakan tak bisa menduga-duga penyebab kelumpuhan yang dialami Kinanti.
Untuk memastikan penyebabnya, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Sekarang, kan, masih dugaan (lumpuh) karena setelah diberi vaksin. Ini tentu harus diperiksa lagi," kata Tenny kepada Tribun melalui pesawat telepon, kemarin.
Namun, upaya pemeriksaan lanjutan, diakui Tenny, tak bisa dilakukan di RSUD dr Slamet karena peralatannya yang terbatas.
"Untuk memastikan penyebab kelumpuhannya, baik Kinanti memang diperiksa di (RSHS) Bandung karena di sana alatnya lebih lengkap. Tapi, untuk perawatan, saya kitra cukup di RSUD dr Slamet. RSUD dr Slamet juga sudah menyanggupi untuk merawat," katanya.
Humas RSUD dr Slamet, Lingga Saputra, mengatakan para dokter di RSUD dr Slamet masih terus mengobservasi Kinanti Engelika untuk mengetahui penyebab kelumpuhannya.
"Selain itu, kami juga terus berkoordinasi dengan Dinkes," ujarnya.(*)