Kisruh di Keraton Solo, Pembantu Puteri Pun Diusir dari Keputren Oleh Gusti Benowo
Puteri Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, menyesalkan tindakan sang paman
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Puteri Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, menyesalkan tindakan sang paman, KGPH Benowo.
Benowo mengusir pembantu puteri raja Paku Buwono (PB) XIII pada Rabu (18/10/2017) sore dari Keputren, kediaman para puteri raja.
Ditemui di Ndalem Kayonan, kompleks Keraton Solo, pada Rabu malam, Timoer, mengatakan, kabar pengusiran pembantunya yang bernama Sriyatun (Mbah Atun) sudah terdengar sejak Selasa (17/10/2017).
"Kemarin Keputren didatangi sekitar tujuh orang pria berbadan besar, mereka minta Mbah Atun pergi dari Keputren Rabu ini pukul 08.00 WIB," katanya.
Tapi, eksekusi pengusiran baru dilakukan pada sore hari.
Berdasarkan cerita Mbah Atun kepada Timoer, Benowo memimpin pengusiran Mbah Atun keluar dari Keputren.
"Awalnya Mbah Atun menolak, tapi karena dibentak-bentak oleh empat orang termasuk Gusti Benowo, ya pasti Mbah Atun takut," ujar dia.
Mbah Atun juga sempat menghubungi Timoer melalui telepon genggam untuk mengabarkan kedatangan Benowo dan ketiga pria lain.
"Saya langsung ke Keputren bersama Gusti Moeng, Gusti Galuh, dan lainnya, tiba di pintu Keputren saya mendapati Mbah Atun berjalan keluar membawa barang-barangnya," ucapnya.
"Bahkan sambil menangis," imbuhnya.
Melihat hal itu, Timoer menarik kembali Mbah Atun ke Keputren dan menanyakan tujuan pengusiran kepada Benowo.
Dikatakannya, alasan Benowo mengusir Mbah Atun karena Timoer tak lagi tinggal di Keputren.
"Lha wong mau masuk ke Keputren aja susah, pintunya dikunci, katanya yang jaga pintu kuncinya dibawa Sinuhun (PB XIII), mau gimana lagi," bebernya.
Dia menambahkan, dirinya sudah tidak lagi tinggal di Keputren sejak sekitar tiga mingggu.
Meski demikian, setiap Senin dan Kamis ia masih bisa mengirim makanan kepada Mbah Atun yang dipercayainya menjaga perlengkapan pribadi di Keputren.
Selanjutnya, usai kejadian itu, ia menjamin Mbah Atun tinggal dengan aman di Keputren.
Selain Mbah Atun, GKR Retno Dumilah juga tinggal di kediaman puteri raja keraton itu.
"Saya sesalkan kejadian itu, Mbah Atun itu pengabdi saya, dan saya itu puteri raja yang masih berhak tinggal di Keputren, masa ga diberi akses," tegasnya.
"Mana janji damai yang dulu pernah diucapkan, sudah sungkeman tapi balasannya seperti ini," keluh Timoer. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.