Siswa SMA Tewas Digorok, AKP Fredly Reject Panggilan Ponsel
Sampai di RS Pirngadi, korban meninggal dunia karena disinyalir kehabisan darah
Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kasus pembunuhan yang menewaskan siswa SMA Roma Katolik (RK) Serdang Murni, Richard Vanes Pakpahan (16) oleh orang diduga kerabatnya masih ditangani Polsek Tanjung Morawa, Deliserdang.
Namun sayangnya, Kapolsek Tanjung Morawa, AKP Fredly yang dihubungi Tribun mendadak linglung dan memutus kontak.
Semula, Tribun menghubungi nomor AKP Fredly di 08126469xxx. Saat itu, Fredly mengangkat selular.
"Hallo, ya siapa ini," katanya, Rabu (15/11/2017).
Baca: Dibakar Cemburu, Seorang Gay Bunuh Pasangannya, Mayatnya Dibuang di Terminal Kampung Rambutan
Tribun kemudian memperkenalkan diri, dan menanyakan perkembangan kasus pembunuhan siswa SMA tersebut. Mendengar pertanyaan itu, Fredly terkesan pura-pura tak mendengar.
"Ya, ya. Siapa ini? Enggak dengar. Siapa ini," katanya kemudian memutus kontak. Karena menutup telfon, Tribun melayangkan pesan singkat menanyakan perkembangan kasus tersebut.
Ketika dihubungi ulang, perwira berpangkat tiga balok emas itu mereject telepon Tribun.
Beberapa kali dihubungi ulang, Fredly tetap memutus kontak setelah terdengar nada sambung.
Sebelumnya, korban bernama Richard tewas digorok orang diduga kerabatnya saat berada di rumah. Pada Selasa (14/11/2017) sore kemarin, datang seorang pria yang mengenakan kaos merah ke rumah orangtuanya di Jalan Lintas Sumatera, Tanjung Morawa tak jauh dari pintu masuk tol.
Karena kedatangan tamu, ibu Richard boru Sitorus menyuguhkan minum.
Saat boru Sitorus kembali ke dapur, pelaku yang berniat melakukan pencurian masuk ke dalam kamar.
Saat itu, Richard memergoki aksi pelaku. Lantaran takut, pelaku kemudian membacok dan menggorok korban.
Setelah membunuh korban, pelaku kabur dengan meninggalkan baju kaos warna merah yang digunakannya.
Karena kondisi Richard kritis, pihak keluarga melarikan korban ke RS GL Tobing Tanjung Morawa namun anak pertama dari tiga bersaudara itu dirujuk ke RS Pirngadi Medan.
Sampai di RS Pirngadi, korban meninggal dunia karena disinyalir kehabisan darah.(Ray/tribun-medan.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.